7 Hidangan Kuno Raja-Raja di Indonesia, Lezat dan Bergizi!

oleh -0 Dilihat
Hidangan Kuno
Hidangan kuno untuk raja-raja

Diskursusnetwork- Hidangan kuno raja-raja tentunya sangat menarik untuk diketahui. Terlebih lagi, pada zaman dahulu Indonesia mempunyai banyak sekali kerajaan dengan seorang pemimpin raja yang berbeda pula. Tidak hanya itu, hidangan yang disajikan mencerminkan kemewahan, kekayaan, dan citarasa yang tinggi.

Tentunya makanan raja-raja pada masa dahulu dimasak oleh juru masak yang sudah ahli dan berpengalaman di bidang masak. Tidak hanya itu, pasti rasanya enak serta menunjukkan status sosial dari makanan yang disajikan pada kala itu.

Inilah 7 Hidangan Kuno Raja-Raja di Indonesia
Kamu perlu memahami hidangan kuno raja-raja agar bisa menikmati hidangan yang sebelumnya pernah dimakan oleh raja. Terdapat tujuh buah santapan kuno raja-raja di Indonesia. Mari simak ulasan lengkapnya berikut:

1. Salmon Naniura

Salmon Naniura
Sumber: Genpi.Co

Makanan yang dulunya eksklusif untuk para raja Batak Toba, Sumatera Utara, kini dapat dinikmati oleh siapa pun. Hidangan ini memiliki tekstur yang lembut dan kaya dengan rempah-rempah. Kali ini, Naniura menggunakan ikan Salmon segar sebagai alternatif untuk ikan Mas mentah yang biasanya digunakan.

Hidangan kuno raja-raja ini, ikan salmon dilumuri dengan bumbu yang terdiri dari jeruk purut, bunga kecombrang, kunyit bakar, cabai, dan bumbu Andaliman atau yang dikenal sebagai merica Batak. Rempah-rempah ini memiliki sejarah panjang dalam perjalanan bumbu Indonesia di kancah internasional.

Hidangan ini tidak sekadar sebuah sajian, tetapi juga sebuah cermin dari warisan kuliner yang mendalam dan keberlanjutan inovasi kuliner di tanah Batak. Dengan setiap suapannya, Salmon Naniura membawa pengalaman kuliner yang memadukan tradisi dan kekinian

2. Bebek Timbungan

Bebek Timbungan
Sumber: Pemkot Denpasar

Hidangan kuno raja-raja berikutnya terdapat hidangan “Bebek Timbungan”. Bebek Timbungan adalah sajian lezat yang berasal dari Bali dan menghad Hidangan klasik ini sebelumnya dipersembahkan secara eksklusif kepada raja-raja Bali dan hanya muncul dalam konteks upacara ritual.

Namun, keberadaannya kini semakin langka. api tantangan keberlanjutan karena proses memasaknya, hingga waktu 12 jam. Jika dahulu menu ini hanya untuk raja-raja di Bali, kini semua masyarakat bisa memasak maupun yang diinginkan.

3. Dwadal Duren

Dwadal atau dodol
Sumber: IG

Dwadal atau dodol merupakan jenis makanan yang telah ada sejak zaman Mataram Kuno. Pada masa tersebut, dodol dibuat dengan menggunakan bahan utama durian dan gula merah. Hidangan kuno ini terasa lezat saat dimakan.

Ketika menyelenggarakan acara penjamuan untuk raja dalam era Kerajaan Mataram Kuno, dodol dihidangkan sebagai hidangan penutup. Cita rasanya diketahui manis dan berwarna coklat, hampir serupa dengan dodol yang umumnya tersedia di pasaran saat ini.

4. Harang-Harang Kidang

Harang-Harang Kidang
Foto: Canva

Sajian yang dikenal sebagai harang-harang kidang saat ini juga sering disebut sebagai rusa bakar. Dalam hidangan ini, daging rusa yang telah diolah tidak disajikan dalam bentuk utuh, melainkan dipotong menjadi dadu kecil, mirip dengan potongan sate.

Berbeda dengan sate, hidangan ini tidak menggunakan tusuk sate, melainkan disajikan secara langsung, menyerupai cara penyajian sate domba Afrika, dengan tambahan irisan bawang mentah di atasnya.

Proses memasak harang-harang kidang melibatkan berbagai bumbu dan rempah. Bahan-bahan tersebut termasuk bawang putih, bawang merah, kunyit, merica, ketumbar, gula merah, lengkuas, jahe, dan garam.

Penggunaan beragam rempah ini memberikan cita rasa kaya dan unik pada daging rusa, menciptakan hidangan yang menggugah selera dengan sentuhan tradisional dan modern yang harmonis.

Harang-harang kidang atau rusa bakar dengan cita rasa yang kaya rempah menjadi pilihan menarik bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati sajian eksklusif dan berbeda. Tentunya daging yang sudah diolah ini akan empuk dan enak untuk dimakan.

5. Knas Kyasan

kicik daging rusa
Sumber: cookpad.com

Knas kyasan atau kicik daging rusa adalah hidangan yang terkenal dengan cita rasa manisnya. Proses pembuatannya menyerupai pembuatan kicik daging sapi khas Jawa. Bumbu dan rempah yang digunakan melibatkan bawang putih, ketumbar, gula merah, bawang merah, merica, garam, dan daun pepaya.

Dalam proses kuliner ini, daging rusa diolah dengan bumbu yang dipilih dengan hati-hati, menciptakan paduan rasa manis yang khas. Bahan-bahan seperti bawang putih memberikan aroma khas, dan ketumbar menambahkan sentuhan rempah.

Kemudian gula merah memberikan kelezatan manis, sementara bawang merah dan merica menambah kompleksitas cita rasa. Garam memberikan keseimbangan, sementara daun pepaya mungkin memberikan aroma segar dan rasa yang unik.

Sajian ini menghadirkan pengalaman kuliner yang kaya, dengan harmoni antara bumbu dan daging rusa yang melahirkan cita rasa istimewa. Knas kyasan atau kicik daging rusa menjadi pilihan yang menarik untuk mereka yang ingin menjelajahi kekayaan rasa tradisional Indonesia dengan sentuhan unik dalam penyajiannya.

6. Kwelan Haryyas

Kwelan Haryyas
Sumber: MerahPutih

Hidangan makanan raja yang berikutnya adalah Kwelan Haryyas. Pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, pohon pisang dianggap sebagai salah satu sumber pangan yang berharga. Masyarakat tidak hanya mengambil manfaat dari buah pisangnya, tetapi juga menggunakan bagian batangnya untuk keperluan tertentu.

Ketika itu, masyarakat mengenali nilai tambah dari pohon pisang tidak hanya dalam penggunaan buahnya, melainkan juga dalam memanfaatkan batangnya untuk berbagai keperluan yang mendukung kehidupan sehari-hari.

Batang pisang diolah untuk berbagai keperluan, menciptakan nilai tambah yang signifikan. Penggunaan pohon pisang dalam berbagai aspek hidup sehari-hari mencerminkan sejauh mana masyarakat pada masa itu dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan.

Kwelan Haryyas menjadi salah satu cerminan unik dari hubungan erat antara masyarakat dan lingkungan pada masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.

7. Ayam Pa’piong

Ayam Pa’piong
Sumber: IG

Salah satu hidangan kuno raja-raja yang memikat dengan cerita uniknya adalah Pa’piong. Awalnya, hidangan lezat ini berasal dari tanah Toraja dan melibatkan penggunaan daging babi yang kemudian dimasukkan ke dalam batang bambu berukuran besar.

Proses pemasakannya melibatkan pembakaran di atas bara api yang berkobar selama dua jam, sehingga daging dapat matang secara menyeluruh dan memunculkan kelezatan sempurna. Namun, kini Pa’piong juga dibuat untuk masakan berbahan dasar ayam.

Mengenal Rajamangsa

Rajamangsa
Sumber: Canva

Dikarenakan banyak pertanyaan yang muncul seperti apa itu rajamangsa? Dahulu di Jawa, raja memiliki hak istimewa dalam menikmati makanan dari daging yang sangat tidak umum, seperti kambing yang belum tumbuh ekornya, penyu badawang, babi liar pulih, babi liar matinggantungan, dan anjing yang telah dikebiri.

Mungkin terdengar menggelikan, namun makanan-makanan tersebut merupakan makanan khusus yang dikonsumsi pada masa itu. “Contohnya asu buntungan, yaitu anjing yang tidak memiliki buntut. Selain itu, cacing juga diolah menjadi hidangan,” ungkap Lien Dwiari Ratnawati, seorang peminat kuliner, arkeolog.

Makanan-makanan yang tidak umum dan diperuntukkan khusus untuk raja disebut sebagai rajamangsa dalam teks kuno. Kata “rajamangsa” berasal dari dua kata, yaitu “raja” dan “mangsa”. “Rajamangsa secara harfiah berarti makanan raja, hidangan yang khusus disiapkan untuk raja”.

Rajamangsa merupakan makanan yang dihadirkan khusus bagi penguasa tertinggi di kerajaan, baik itu di pusat kerajaan (maharaja) maupun di kerajaan bawahan (raja). Hal ini sudah menjawab pertanyaan seputar rajamangsa.

Tujuh hidangan kuno raja-raja di atas bisa kamu pahami dengan baik dan bisa menambah wawasan dari informasi tersebut. Kamu juga bisa mencoba untuk memakan hidangan-hidangan tersebut agar merasakan kelezatan yang dirasa oleh raja-raja dahulu. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.