Rivalitas Jakmania & Viking, Towel: Regulasi Erick Sulut Suporter Lakukan Kekerasan

oleh -0 Dilihat

Jakarta- Kericuhan suporter sepak bola lagi-lagi terjadi selepas laga lanjutan Liga 1 2023/2024 antara Persija vs Persib yang berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, 2 September lalu. Dua klub adalah seteru lama yang punya rivalitas panjang dalam panggung sepak bola nasional sejak masa perserikatan.

Dua klub punya suporter sepak bola yang fanatis. Persija punya Jakmania, sedangkan Persib punya Viking dan Bobotoh. Rivalitas dua klub ini serupa dengan persaingan Aremania dengan Bonek yang merupakan pendukung setia Arema dan Persebaya. Di satu sisi, suporter sepak bola adalah modal dalam memajukan sepak bola serta kompetisi. Tapi, di sisi lain, juga bisa menjadi masalah, terutama jika tak dapat dikelola dengan baik.

Selepas Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa, 1 Oktober 2022, PSSI melarang suporter tim tamu untuk datang ke stadion saat klub kesayangannya melakoni laga tandang di Liga 1 2023/2024. Regulasi ini, disebut PSSI merupakan salah satu langkah transformasi sepak bola nasional. Tapi regulasi ini dikritik keras oleh pengamat sepak bola, Tommy Welly.

Menurutnya regulasi itu dalam praktik malah bikin suporter tuan rumah merasa memiliki hak untuk melakukan sweeping terhadap penonton bola yang dianggap suporter tim tamu. “Ini yang menyebabkan kekerasan,” tutur Bung Towel.

Pentolan “Jakmania Garis Keras”, Irlan Alarancia, menambahkan regulasi yang dibuat oleh PSSI sering tidak efektif dan acap kali tidak gubris oleh suporter. Demikian pula sanksi yang dijatuhkan kepada klub oleh Komisi Disiplin. Contohnya denda 25 juta yang diberikan kepada klub (Persebaya dan Persija).

Di titik ini Bung Towel menyebut transformasi sepak bola yang dilaksanakan oleh PSSI di bawah Erick Thohir salah arah.

“Rivalitas suporter sepak bola ada di mana-mana,” sebutnya.

Tapi, kata Towel, pertandingan sepak bola tak hanya untuk dinikmati suporter tim tuan rumah saja. Sepak bola yang dikelola dengan baik, lanjutnya, malah menerbitkan sportivitas dan persahabatan. Irlan mengaku selepas Tragedi Kanjuruhan dia berhenti menonton sepak bola Indonesia.

Namun, Irlan menyebut punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. “Gue masih semangat nonton sepak bola untuk mengakhiri RIVALITAS kebablasan (antarsuporter klub sepak bola),” katanya saat menjadi tamu di Bang X Napi, salah satu program di Youtube Diskursus Net. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.