Diskursus Network – Makan es batu mungkin terdengar sepele atau bahkan menyenangkan, terutama di hari yang panas. Namun, kebiasaan ini bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan. Artikel ini akan membahas berbagai bahaya makan es batu serta dampaknya bagi tubuh.
1. Merusak Gigi
a. Kerusakan Enamel Gigi
Es batu sangat keras dan bisa merusak enamel gigi, yaitu lapisan pelindung terluar pada gigi. Ketika enamel terkelupas atau rusak, gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan, gigi berlubang, dan sensitivitas terhadap makanan panas atau dingin.
b. Risiko Gigi Retak
Mengunyah es batu bisa menyebabkan gigi retak atau patah. Gigi yang retak membutuhkan perawatan khusus dan terkadang memerlukan penambalan atau bahkan pencabutan jika kerusakannya parah.
2. Masalah Kesehatan Mulut
a. Iritasi dan Luka pada Gusi
Mengunyah es batu dapat menyebabkan iritasi dan luka pada gusi. Gusi yang terluka rentan terhadap infeksi, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan mulut lebih lanjut.
b. Nyeri pada Rahang
Kebiasaan mengunyah benda keras seperti es batu dapat menyebabkan nyeri pada rahang akibat tekanan berlebih pada sendi rahang. Hal ini bisa menyebabkan kondisi yang disebut temporomandibular joint disorder (TMD).
Baca Juga: Manfaat Air Putih Untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit
3. Gangguan Pencernaan
a. Kerusakan Saluran Pencernaan
Potongan es yang tajam dapat melukai lapisan dalam mulut, tenggorokan, dan saluran pencernaan. Meskipun kasus seperti ini jarang terjadi, potongan es yang besar dapat menyebabkan luka atau bahkan robekan di dalam saluran pencernaan.
b. Mengganggu Fungsi Pencernaan
Konsumsi es batu dalam jumlah besar dapat mengganggu suhu optimal di dalam saluran pencernaan, yang bisa mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.
4. Menunjukkan Kekurangan Nutrisi
a. Gejala Anemia Defisiensi Besi
Kebiasaan makan es batu (pagophagia) sering dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Kondisi ini membuat seseorang memiliki dorongan yang kuat untuk mengunyah es batu. Orang yang mengalami hal ini sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
b. Kekurangan Nutrisi Lainnya
Selain anemia, kebiasaan ini juga bisa menjadi tanda kekurangan nutrisi lainnya yang perlu diatasi dengan perubahan pola makan atau suplementasi.
Baca Juga: Ini Zak Kimia Berbahaya yang Biasa Ditemukan di Dalam Makanan dan Dampaknya Buruknya Untuk Tubuh
5. Menyebabkan Ketergantungan Psikologis
a. Kebiasaan yang Sulit Dihentikan
Beberapa orang mungkin menemukan kenyamanan psikologis dalam mengunyah es batu, yang dapat berkembang menjadi kebiasaan sulit dihentikan. Ketergantungan ini bisa mengarah pada pola makan yang tidak sehat dan masalah kesehatan mulut.
b. Stres dan Kecemasan
Mengunyah es batu bisa menjadi mekanisme coping bagi mereka yang mengalami stres atau kecemasan. Meskipun sementara memberikan rasa lega, kebiasaan ini tidak mengatasi akar masalah dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan.
6. Cara Menghentikan Kebiasaan Mengunyah Es Batu
a. Identifikasi Penyebab Utama
Langkah pertama adalah memahami mengapa Anda merasa terdorong untuk mengunyah es batu. Apakah ini karena stres, kebosanan, atau tanda kekurangan nutrisi?
b. Alternatif Sehat
Mencari alternatif yang lebih sehat untuk menggantikan kebiasaan mengunyah es batu, seperti mengunyah permen karet bebas gula atau mengonsumsi camilan sehat yang renyah seperti wortel atau apel.
c. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Jika Anda mengalami kesulitan menghentikan kebiasaan ini atau mencurigai adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran dan perawatan yang sesuai.
Mengunyah es batu mungkin terlihat sebagai kebiasaan yang tidak berbahaya, namun dampak negatifnya bagi kesehatan gigi, mulut, dan saluran pencernaan tidak bisa diabaikan. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius, seperti anemia defisiensi besi. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahaya dari kebiasaan ini dan mencari cara untuk menghentikannya demi kesehatan yang lebih baik. (gfdyaftr)
Temukan berita menarik lainnya di Google News