Pelemahan Rupiah dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia: Analisis dan Prediksi Ahli

oleh -0 Dilihat
pelemahan rupiah

Jakarta – Pelemahan rupiah terhadap dolar AS belakangan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap daya beli konsumen dan pertumbuhan ekonomi.

Ekonom senior Faisal Basri memperingatkan bahwa Indonesia mendekati krisis ekonomi, menyoroti kegagalan pemerintah dalam memperbaiki tata kelola keuangan dan ketergantungan pada program bantuan sosial untuk menenangkan kerusuhan sosial sebagai faktor penyebab.

“Krisis itu di depan mata, hanya butuh beberapa bulan saja,” tegas Faisal disela siniar Open Minded yang dipandu oleh Kabul Indrawan di Channel Youtube Diskursus Network, Selasa (02/04/2024).

Fithra Faisal Hastiadi, ekonom senior di Samuel Sekuritas Indonesia, berpendapat bahwa sengketa Pilpres 2024 juga berkontribusi pada sentimen negatif pasar, dengan para pelaku pasar keuangan khawatir tentang ketidakpastian politik, terutama mengenai potensi pembatalan status Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih.

“Ketidakpastian politik masih terus terjadi, dan kendala terkini adalah apakah MK akan membatalkan status Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih,” tutur Fithra kepada CNBC.

Baca juga: Selain 4 Menteri, TPN Minta MK Hadirkan Kapolri Pada Sidang Sengketa Pilpres 2024

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan ringan pada perdagangan pagi, mencerminkan kelemahan mata uang yang berkelanjutan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini di level Rp 15.960/US$, lalu ke posisi Rp 15.920/US$ hingga pukul 11.40 WIB. Melemah sekitar 0,22% dari penutupan perdagangan kemarin.

Wahyu Widodo, ekonom dari Universitas Diponegoro, menekankan bahwa pelemahan rupiah dapat menyebabkan kenaikan biaya impor, terutama untuk bahan baku, yang mendominasi impor Februari 2024 menurut Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dari sisi impor jelas yang beresiko serius adalah impor bahan baku industri (barang modal), yang kita tahu porsinya cukup besar,” kata Wahyu kepada CNBC Indonesia, Selasa (02/04/2024).

Kenaikan biaya bahan baku ini dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi, terutama bagi industri yang sangat bergantung pada impor bahan baku.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.