Ribuan Mahasiswa Diduga Menjadi Korban TPPO Bukti Neoliberalisme Pendidikan Indonesia

oleh -0 Dilihat
mahasiswa
Analis pendidikan Vox Populi Institute Indonesia, Indra Charismiadji

Jakarta – Indra Charismiadji, seorang analis pendidikan dari Vox Populi Institute Indonesia, menyuarakan keprihatinannya mengenai situasi yang menimpa ribuan mahasiswa Indonesia yang diduga menjadi korban perdagangan manusia (TPPO) di Jerman, yang dipicu oleh program magang.

Indra menegaskan bahwa kejadian ini adalah cerminan dari dampak negatif neoliberalisme dalam sistem pendidikan Indonesia, di mana institusi pendidikan terdorong oleh logika pasar daripada kepentingan akademik dan kesejahteraan mahasiswa.

“Neoliberalisme telah merasuki sistem pendidikan kita, dimana lembaga pendidikan didorong oleh logika pasar, meninggalkan esensi pendidikan yang seharusnya fokus pada pengembangan potensi mahasiswa,” ujar Indra.

Pengamat pendidikan ini mengkritik keras program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menurutnya dibangun tanpa dasar akademik yang kuat, berujung pada situasi dimana mahasiswa terjebak dalam program magang yang berisiko.

Baca juga: Polisi Ungkap Jaringan Perdagangan Orang Internasional Libatkan 1.047 Mahasiswa

Indra memperingatkan bahwa Indonesia mungkin akan menghadapi ‘Bencana Demografi’ daripada ‘Bonus Demografi’ yang diharapkan, dengan generasi terdidik yang rentan terhadap eksploitasi.

“Kita menyaksikan paradoks dimana institusi pendidikan, yang seharusnya menjadi pembimbing dan pelindung, malah menjerumuskan mahasiswa ke dalam risiko eksploitasi,” kata Indra dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, Indra membedah dinamika pasar tenaga kerja global, menunjukkan bahwa mahasiswa seringkali diarahkan ke pekerjaan kasar yang tidak memerlukan keahlian khusus, yang pada akhirnya tidak memberikan manfaat nyata untuk pengembangan karir mereka.

“Di banyak tempat, orang bekerja untuk dibayar, namun paradoksnya di Indonesia, banyak yang harus membayar untuk mendapatkan pekerjaan, termasuk dalam kasus magang ini,” jelas Indra.

Menyikapi situasi ini, Indra menyerukan perlunya pembaruan fundamental dalam sistem pendidikan Indonesia, yang harus kembali ke prinsip Pancasila dan UUD 1945, di mana pemerintah berperan aktif melindungi warganya dan memastikan pendidikan yang mencerdaskan.

“Kita membutuhkan pendekatan baru dalam pendidikan, yang tidak hanya berorientasi pada pasar, tetapi lebih fokus pada pemberdayaan dan perlindungan mahasiswa sebagai aset bangsa,” tutup Indra, menyerukan dialog nasional untuk mereformasi pendidikan Indonesia.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.