6 Filsuf Ternama Indonesia Yang Karyanya Mendunia Hingga Sekarang

oleh -0 Dilihat
6 Filsuf Ternama Indonesia Yang Karyanya Mendunia Hingga Sekarang
Indonesia juga memiliki segudang filsuf ternama yang karyanya tidak bisa dianggap enteng. (Ils)

Jakarta- Filsuf ternama Indonesia bukan hanya mempunyai peran dalam bidang bahasa dan sastra saja. Banyak diantara filsuf tersebut juga mampu mengubah kondisi bangsa Indonesia hingga seperti saat ini.

Nyatanya, Indonesia juga memiliki segudang filsuf ternama yang karyanya tidak bisa dianggap enteng. Bahkan hingga sekarang, karya tersebut tetap eksis dan tidak bisa lepas dari perkembangan jaman. Sangking banyaknya filsuf yang ada di Indonesia, tidak sedikit yang belum tahu.

Berikut deretan filsuf ternama dan paling terkenal dari Indonesia yang disegani dunia :

1. Amir Hamzah

Amir Hamzah
Foto: Sudutkerlip

Amir Hamzah merupakan filsuf pertama yang memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Poetera. Ia dilahirkan tanggal 28 Februari 1911 di Tanjungpura, Sumatera Timur. Amir Hamzah merupakan sastrawan sekaligus filsuf Indonesia yang sangat ternama pada zamannya.

Ia dilahirkan dalam lingkungan keluarga Melayu kental, yakni dari Kesultanan Langkat. Awalnya, Amir Hamzah menulis sebuah karya adalah saat dirinya masih remaja. Meski beberapa karyanya tidak dilengkapi dengan tanggal, tapi awal tulisannya diperkirakan dimulai ketika dirinya melakukan perjalanan menuju pulau Jawa.

Tulisan karyanya cukup bervariasi dan menggambarkan banyak hal menarik di masanya, di antaranya seperti pengaruh budaya Melayu, Kekristenan, Islam dan Sastra Timur secara mendalam.

Amir Hamzah setidaknya memiliki karya sebanyak 50 puisi, 18 prosa dan juga berbagai karya lainnya. Tak ketinggalan, ia juga kerap menerjemahkan karya tulis yang tengah hangat saat itu.Tahun 1932 silam, ia turut memprakarsai berdirinya majalah sastra Pujangga Baru yang hingga sekarang masih eksis. Amir juga melakukan penyiaran sajak karyanya setelah tinggal di Solo.

2. Sutan Takdir Alisjahbana

Sutan Takdir Alisjahbana
Foto: 1001 Indonesia

Siapa sih yang tidak tahu dengan filsuf ternama Indonesia ini? Filsuf yang juga sering disebut STA ini merupakan seorang sastrawan, ahli tata bahasa sekaligus budayawan yang sangat terkenal di Indonesia.

STA dilahirkan di Mandailing Natal, Sumatera Utara, 11 Februari 1908 silam. Perjalanan karier STA dalam dunia filsuf begitu panjang dan berliku, terutama di bidang sastra, seni dan bahasa.

Hingga tahun 1930, STA pernah menjabat sebagai salah satu redaktur di Panji Pustaka dan Balai Pustaka. Tak sampai di situ, dirinya juga menjadi pendiri sekaligus pemimpin majalah Poedjangga Baroes dari tahun 1933 hingga 1942.

Jabatan tersebut ia emban kembali dari tahun 1948 hingga 1953. Di tahun 1942 hingga 1945, STA menjadi penulis ahli yang sangat disegani, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Di tanggal 15 Oktober 1949, STA mendirikan universitas yang diberi nama Universitas Nasional. Saat itu, dirinya langsung menjabat sebagai rektor di universitas yang didirikannya tersebut.

Tak sampai di situs, STA tercatat berulang kali pernah menjadi anggota legislatif. Beberapa karya yang paling terkenal dari Sutan Takdir adalah Layar Terkembang dan Dian yang Tak Kunjung Padam.

3. Chairil Anwar

Chairil Anwar
Foto: Kompasiana.com

Chairil Anwar menjadi filsuf ternama Indonesia paling populer selanjutnya yang banyak dikenal. Lahir tanggal 26 Juli 1922 di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal dari Saleha dan Toeloes.

Kedua tuanya ini tinggal di kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Dalam silsilah keluarganya, Chairil Anwar masih memiliki ikatan darah dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama yang dimiliki Indonesia.

Tahun 1942, ketika usianya sudah mencapai 20 tahun, Chairil Anwar dikenal banyak orang, khususnya di dunia filsuf sastra. Hal tersebut berkat puisinya yang berjudul Nisan dimuat di surat kabar.

Chairil Anwar dikenal sebagai filsuf Indonesia dengan berbagai karya berbentuk puisi. Hampir seluruh puisi yang ditulis Chairil mengambil tema sebuah kematian.

4. Taufiq Ismail

Taufiq Ismail
Foto: detik.com

Taufiq Ismail termasuk sastrawan filsuf Indonesia yang sudah berumur alias senior. Ia tinggal dan besar di Pekalongan dalam kondisi keluarga berprofesi sebagai guru dan wartawan.

Akibat pengaruh lingkungan keluarga tersebut, tidak heran jika profesi sebagai wartawan dan guru pernah dilakoni oleh Taufiq Ismail. Kariernya sebagai penyair diawali dari kegiatannya yang suka menulis puisi tentang demonstran.

Puisi tersebut dikumpulkan dalam album Tirani dan Bentang di tahun 1966. Filsuf ternama Indonesia ini juga dikenal sebagai salah satu penyair partisipan ketika ada aksi demonstran besar-besaran yang terjadi di tahun 1966 silam.

Hingga pada tahun 1970, terbit kumpulan karya dalam album Puisi-Puisi Sepi yang hingga sekarang masih ada. Karya ini kemudian disusun lagi di tahun 1972 dan menjadi karya Buku Tamu Musium Perjuangan.

Dalam kehidupannya, Taufiq juga kerap menulis puisi yang berhubungan dengan anak-anak, kemudian dilanjutkan dengan menghasilkan buku kumpulan puisi baru. Buku yang dimaksud berjudul Kenalkan Saya Hewan, yang terbit tahun 1973 lalu.

Selain itu, masih banyak lagi karya sastra yang ditulis oleh Taufiq Ismail. Hingga sekarang, berbagai karya tersebut masih berpengaruh dan disegani di dalam dan luar negeri.

5. Putu Wijaya

Putu Wijaya
Foto: Saungmaryam

Putu Wijaya dikenal sebagai sosok cerpenis, wartawan dan novelis yang berasal dari Indonesia. Ia merupakan anak daerah Tabanan, Bali yang mempunyai pengaruh besar di dunia sastra dan filsuf Indonesia.

Filsuf ternama Indonesia yang memiliki nama lengkap I Gusti Ngurah Putu Wijaya ini lahir tanggal 11 April 1944. Dari namanya saja, sudah diketahui bahwa Putu Wijaya merupakan keturunan bangsawan dari Bali.

Ayah Putu Wijaya bernama I Gusti Ngurah Rakam yang cukup besar pengaruhnya di daerah Tabanan. Dalam kariernya, ia dikenal sebagai penulis naskah drama dengan deretan prestasi yang sangat khas biasa.

Dari pemikirannya, sudah banyak karya lahir. Kebanyakan drama yang ditulis Putu Wijaya merupakan drama modern dengan aliran kesadaran yang begitu melekat.

Tak hanya itu, Putu Wijaya juga kerap menulis berbagai novel populer. Tak jauh beda dengan drama yang ditulis, novel yang ditulis Putu juga beraliran baru di dunia filsuf.

6. Wiji Thukul

Wiji Thukul
Foto: Viva

Wiji Thukul juga dikenal sebagai salah satu filsuf ternama Indonesia yang hingga sekarang karyanya masih sangat fisegant. Wiji Thukul mempunyai nama asli Wiji Widodo.

Ia lahir dalam keluarga sederhana dengan ekonomi yang sangat pas-pasan. Sosok filsuf ini lahir di Solo 26 Agustus 1962 dari ayah yang berprofesi sebagai penarik becak.

Sedangkan ibunya berprofesi sebagai penjual ayam bumbu yang penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagi yang belum tahu, “Thukul” berarti tumbuh.

Nama ini diberikan oleh Cempe Lawu Warta, yang merupakan kerabat dekat keluarga Wiji Thukul. Keduanya bertemu ketika masih aktif di pesanggrahan teater yang bernama Sarang Teater Jagat.

Wiji Thukul dikenal sebagai deretan salah filsuf paling berpengaruh di masa reformasi dahulu. Ada banyak cerita menarik di balik karya yang ia miliki hingga sekarang.

Mulai dari melawan pemerintahan yang berkuasa saat itu hingga dirinya harus berganti identitas agar tidak dilacak oleh pihak tertentu. Meski orde baru saat itu begitu mencekam, hal tersebut tampaknya tidak membuat Wiji Thukul ketakutan.

Hal tersebut dibuktikannya lewat berbagai karya yang ia miliki selama masa orde baru tersebut. Meski hingga sekarang dirinya tidak pernah ditemukan, tapi karya yang ia miliki tetap hidup di mata masyarakat Indonesia.

Itu tadi beberapa filsuf ternama Indonesia yang karyanya patut untuk ditiru oleh generasi selanjutnya. Hadirnya filsuf ini membuktikan jika Indonesia tidak pernah kehabisan hebat setiap masanya. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.