Bandar Lampung – Kejasaan Agung RI telah mengungkap kasus mafia minyak goreng, imbas dari harga minyak goreng yang tinggi dan sulit didapat di masyarakat.
Dari pengungkapan kasus ini, masyarakat berharap harga minyak goreng kembali normal atau sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Namun harga tinggi, masih ditemukan di Pasar Way Kandis, Kota Bandar Lampung dan masyarakat pun sangat mengeluh sebab tidak ada penurunan harga.
“Harga minyak goreng curah Rp18.000/liter, saya beli dari distributor Rp17.000/liter,” ungkap Ibu Kofin pedagang di Pasar Way Kandis, BandarLampung, Senin (16/5/2022).
Dia mengatakan untuk saat ini sudah mudah didapat, tidak seperti beberapa bulan lalu yang sangat sulit didapatkan. Tapi, pedagang sangat mengeluhkan harga yang diberikan harusnya bisa lebih murah.
Biasanya membeli minyak goreng dari distributor dengan jumlah 20 kilogram, tapi sekarang hanya 8 kilogram sampai 10 kilogram.
“Masyarakat hanya membeli setengah liters, biasanya satu liter. Untuk yang minyak goreng kemasan peminatnya berkurang dan harganya juga masih tinggi Rp22.500/liter,” kata dia.
Warga pun mengeluhkan harga minyak goreng yang masih tinggi, sebagian harus beralih ke minyak goreng curah karena minyak goreng kemasan masih tinggi harganya.
Suartini mengatakan semenjak sulit mendapatkan minyak goreng kemasan, dirinya sudah beralih ke minyak goreng curah.
“Harga kemasan pun sudah sangat tinggi, jadi saya masih mengkonsumsi minyak goreng curah,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, ada kebijakan pemerintah yang dapat meringankan masyarakan, salah satunya dengan menurunkan harga minyak goreng dan stok tetap terdistribusi. (Red, DN)
