Ribuan Pasien di Amerika Serikat Diduga Tertular HIV Saat Menjalani Perawatan

oleh -0 Dilihat
HIV
Ribuan Pasien Di Amerika Serikat Tertular HIV dan Hepatitis Akibat Kecerobohan Dokter Anastesi.

Jakarta – Ribuan pasien yang dirawat di dua rumah sakit di Portland, Amerika Serikat  harus melakukan tes darah akibat pelanggaran kontrol infeksi yang mungkin menyebabkan pasien tertular HIV serta hepatitis B dan C.

Sekitar 2.400 orang yang merupakan pasien dari dua penyedia layanan kesehatan, yaitu Providence dan Legacy Health, kemungkinan terdampak dan disarankan untuk melakukan tes dengan kehati-hatian yang tinggi.

Insiden ini terjadi akibat kecerobohan dokter anastesi yang bekerja untuk kontraktor pihak ketiga, Oregon Anesthesiology Group, yang bekerja di Legacy Mount Hood Medical Center dari Desember 2023 hingga Mei tahun ini.

“Tindakan dari dokter ini mungkin telah menempatkan pasien pada risiko rendah terkena infeksi potensial, termasuk hepatitis B dan C serta virus human immunodeficiency (HIV),” ujar juru bicara Providence dalam sebuah pernyataan.

Dokter anestesi tersebut, tidak lagi bekerja di Oregon Anesthesiology Group, menurut pernyataan perusahaan. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa tes akan ditawarkan secara gratis.

“Jika seorang pasien dinyatakan positif, Providence akan menghubungi untuk mendiskusikan hasil tes mereka dan langkah selanjutnya,” tambah pernyataan itu.

Baca Juga: 31 Puskesmas di Bandar Lampung Layani Tes HIV/AIDS

Legacy Health menyatakan bahwa mereka menghubungi yang dirawat di Legacy Mount Hood Medical Center yang mungkin telah terinfeksi.

Legacy menyebut ini sebagai “situasi terisolasi” yang terkait dengan Oregon Anesthesiology Group.

“Setelah mengetahui situasi ini, kami segera menangguhkan penyedia layanan dan meluncurkan investigasi komprehensif sesuai dengan peraturan serta kebijakan dan prosedur kami,” kata Legacy dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan Oregon Anesthesiology Group menyatakan bahwa mereka telah menangguhkan dokter tersebut setelah meluncurkan investigasi mereka sendiri.

“Meskipun risiko infeksi rendah, protokol dan prosedur baru telah diterapkan untuk mencegah insiden serupa di masa depan,” kata pernyataan tersebut.

(DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.