Singapura Kerja Keras Bersihkan Pantai Dari Tumpahan Minyak Mentah

oleh -0 Dilihat
Singapura
Lepas Pantai Singapura Tercemar Tumpahan Minyak Mintah Hingga Mendekati Wilayah Pantai Changi

Jakarta – Upaya pembersihan akibat tumpahan minyak besar yang terjadi di Singapura pada 14 Juni terus diperluas ke wilayah-wilayah lain, setelah sebagian minyak bocor dari tangki kargo yang rusak di Terminal Pasir Panjang menyebar ke perairan di lepas Changi pada 17 Juni.

Hingga saat ini, sekitar 1,500 meter boom telah dipasang untuk mengendalikan tumpahan minyak, dengan rencana tambahan pemasangan 1,600 meter di beberapa pantai di Pulau Sentosa dan Taman Alam Labrador menjelang 18 Juni.

Seperti yang diumumkan dalam keterangan bersama oleh Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura, Agensi Lingkungan Nasional (NEA), Badan Taman Nasional, PUB (agen air nasional), Perusahaan Pengembangan Sentosa, dan Agensi Makanan Singapura pada 17 Juni.

Sebagaimana dilansir dari media setempat the straits times, Booms juga akan dipasang di lepas Changi Timur sebagai langkah pencegahan. “Sebagian minyak telah terlihat di lepas Changi hari ini,”

sambil menambahkan bahwa booms penyerap minyak telah dipasang di area-area yang sensitif terhadap biodiversitas di Hutan Bakau Chek Jawa di Pulau Ubin, Taman Pulau Coney, dan Taman Pasir Ris sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Pesawat Tempur F16 Singapura Jatuh Di Bandara Air Tengah

Di Kepulauan Selatan, booms akan dipasang di lokasi-lokasi tertentu di Kanal Cooper untuk memfasilitasi pembersihan minyak yang terakumulasi.

Meskipun Taman West Coast tidak terkena dampak, booms penyerap minyak telah dipasang di taman tersebut untuk melindungi hutan bakau di Taman Tamanau, demikian pula yang disampaikan dalam keterangan tersebut.

“Dalam beberapa hari ke depan, booms tambahan untuk pengawasan dan penyerapan akan dipasang untuk melindungi peternakan ikan di Selat Johor Timur serta Hutan Bakau Chek Jawa dan Sungai Changi,” tambah keterangan itu.

Sistem Current Buster, perangkat khusus untuk menangkap dan memulihkan minyak yang mengapung, akan digunakan pada 18 Juni di depan Pusat Pameran Changi sebagai langkah pencegahan.

Setiap sistem terdiri dari boom dengan rok yang memanjang di bawah permukaan air untuk menutup dan mengumpulkan minyak di permukaan air.

Muhammad Nasry, direktur eksekutif Voices for Biodiversity Singapura, menyatakan kekhawatiran atas mencapainya lapisan minyak di Changi, terutama karena daerah ini merupakan tempat berbagai habitat sensitif.

Chek Jawa, yang menjadi rumah bagi habitat mangrove, lumpur, dan padang lamun, terancam oleh lapisan minyak yang dapat menghalangi cahaya matahari mencapai lamun, yang penting untuk proses fotosintesis.

Minyak juga dapat menyebabkan lamun kehilangan klorofil, senyawa yang diperlukan untuk mengubah sinar matahari menjadi nutrisi.

Nasry menambahkan, “Jika minyak terdeposit di pantai berpasir, pasir yang terkontaminasi dapat dengan mudah diambil. Namun, di habitat mangrove, minyak sulit untuk dibersihkan setelah masuk ke dalam.” (DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.