Jakarta – Jepang mencatat jumlah kasus tertinggi dari penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri pemakan daging, dengan Tokyo mencatat jumlah kasus terbanyak di antara prefektur lainnya.
Pada paruh pertama tahun 2024, terdapat 977 kasus sindrom syok toksik streptokokus di Jepang, menurut lembaga penyakit menular nasional Jepang pada 11 Juni.
Jumlah ini melebihi 941 kasus yang tercatat sepanjang tahun 2023, yang merupakan jumlah kasus tertinggi dalam setahun sejak Jepang mulai mencatatnya pada tahun 1999, lapor surat kabar Jepang, The Mainichi.
Bakteri Streptococcus pyogenes, yang menyebabkan penyakit ini, sering kali menyebabkan radang tenggorokan, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan nekrosis anggota tubuh dan kegagalan organ ganda.
Di antara prefektur-prefektur, Tokyo melaporkan jumlah kasus tertinggi sebanyak 145 kasus.
Baca Juga: Bunga Sakura, Tradisi Hingga Simbol Ikonik dari Jepang
Strain bakteri yang lebih menular dan berbahaya semakin banyak dilaporkan, terutama di wilayah Kanto yang berpusat di Tokyo, menurut lembaga tersebut.
Profesor Ken Kikuchi, yang mengkhususkan diri dalam penyakit menular di Universitas Medis Wanita Tokyo, mengatakan orang dengan luka pada kaki sangat rentan terhadap infeksi bakteri ini.
Bagi pasien lanjut usia, waktu yang dibutuhkan dari infeksi hingga kematian bisa sesingkat 48 jam, tambahnya.
“Demam tinggi yang disertai dengan delirium atau pembengkakan luka yang cepat adalah tanda-tanda berbahaya,” kata Prof Kikuchi, menambahkan bahwa mereka yang menderita gejala-gejala ini harus segera mencari perawatan medis. (DN-Kabs)
Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News
