Anjuran Puasa Arafah bagi Umat Islam

oleh -0 Dilihat
puasa arafah
Arafah.

Diskursus Network – Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Puasa ini disebut puasa Arafah karena bertepatan dengan hari ketika jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.

Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal mengutip beberapa dalil tentang puasa Dzulhijjah dan Ayyamul Bidh. Di laman Rumaysho, pimpinan Pondok Pesantren Darush Sholihin ini menyebut bahwa ada satu puasa yang sangat dianjurkan di bulan ini, yaitu puasa Arafah.

Umat Muslim dapat berpuasa dari tanggal 1-9 Dzulhijjah, namun yang paling utama adalah puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah. Umat Muslim juga boleh memilih hari yang diinginkan untuk puasa, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah. Dalam hadits Ibnu ‘Abbas disebutkan:

“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Baca juga: Jenis Sedekah yang Paling Banyak Dilakukan Selama Musim Haji di Tanah Suci Makkah

Jadwal dan Hukum Puasa Arafah

puyasa a
Jabal Arafat

Puasa Arafah termasuk salah satu puasa sunnah muakkad atau sangat dianjurkan, terutama bagi Muslim yang tidak menunaikan ibadah haji. Berdasarkan hadis dari Hafshah binti Umar bin Khattab RA, berpuasa 10 hari pada bulan Dzulhijjah merupakan amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW.

“Dari Hafshah RA, ia berkata, “Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw. yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh” (HR Ahmad dan An Nasa’i).

  • Sabtu, 15 Juni 2024: 8 Zulhijjah 1445 H (Puasa Tarwiyah)
  • Minggu, 16 Juni 2024: 9 Zulhijjah 1445 H (Puasa Arafah)

Setelah Idul Adha, tiga hari berikutnya adalah hari tasyrik atau hari makan dan minum, sehingga tidak dibolehkan untuk berpuasa. Hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah

puasa arafah
Jemaah berkumpul di Arafah

Puasa sunnah sebelum Idul Adha memiliki banyak keutamaan, sehingga sayang untuk dilewatkan. Berikut niat dan tata cara puasa Arafah:

  1. Niat Sebagian ulama menganjurkan melafalkan niat sebelum sholat atau melakukan ibadah apapun. Berikut niat yang bisa dibacakan secara lisan maupun dalam hati:

    Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta’âlâ.

    Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

  2. Sahur Seperti layaknya puasa Ramadhan, sahur sangat dianjurkan sebelum puasa Arafah. Sahur bisa menjadi kebaikan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa. Namun, jika tidak menunaikan sahur pun tetap bisa menjalankan puasa dan dianggap sah.
  3. Menjauhi Hal yang Membatalkan Puasa Saat berpuasa, kita harus menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan dan minum dengan sengaja, melakukan hubungan suami istri, dan lain-lain. Kita juga harus menjaga emosi dan nafsu agar tidak membatalkan puasa.
  4. Menyegerakan Berbuka Puasa Selayaknya puasa biasa, kita harus menyegerakan berbuka puasa seperti yang dilakukan Rasulullah SAW.

Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Tetapkan Wukuf di Arafah pada 15 Juni 2024

Keutamaan Puasa Arafah

puasa ar
Jemaah haji di tenda

Ali Musthafa Siregar dalam bukunya yang berjudul Fiqih Puasa menjelaskan beberapa fadhilah atau keutamaan puasa Arafah. Salah satunya adalah penghapus dosa-dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.

“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).

Puasa Arafah disebut sunnah muakkad karena tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW. Seperti dalam hadits:

“Dari Hafshah RA, ia berkata, “Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Ahmad dan An Nasa’i).

Puasa sunnah Arafah disunahkan bagi orang yang tidak menunaikan haji, sementara bagi yang sedang menunaikan haji, ada penjabarannya sebagai berikut:

  • Jika sampai di Arafah siang hari, maka sunah baginya tidak berpuasa. Tidak baik berpuasa, bahkan ada pendapat yang mengatakan makruh berpuasa.
  • Jika sampai di Arafah malam hari dalam keadaan musafir atau sakit, maka sama hukumnya dengan yang sampai di Arafah siang hari.
  • Jika sampai di Arafah malam hari bukan dalam keadaan musafir atau sakit, maka sunah baginya berpuasa. (Mughnii al-Muhtaaj Juz 2 Hal. 183) (DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.