Mengunjungi Museum Nabi Muhammad SAW, Serasa Berada Di Zaman Rasulullah

oleh -0 Dilihat
Museum nabi Muhammad
Asep Ridwan Asal Ciamis Menjadi Pemandu Museum Nabi Muhammad SAW Di Madinah Saat Menjelaskan Isi Museum (sumber MCH 2024)

Madinah –  Ingin mengenal lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW,  Jemaah haji bisa datang ke Museum Internasional Biografi Nabi  yang letaknya persis di selatan Masjid Nabawi.

Dari halaman Masjid Nabawi, museum ini terlihat mencolok. Tepat di depan gebang nomor 306-307 Masjid Nabawi.

Ini adalah museum modern yang menjelaskan kisah perjalanan Nabi-Nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW. Salam Fair.

Museum ini dibangun pada 2020 namun baru dibuka di akhir 2021, setelah pandemi. Tiket masuk ke museum ini SAR 40 atau sekitar Rp 180 ribu. Sebelum membeli tiket, pastikan dulu jadwal kunjungannya. Pihak museum telah membuat jadwal sesuai dengan bahasa pengantar.

Mulai bahasa Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, Urdu, Turkiye, Persian, Malaysia, dan bahasa Indonesia. Jangan sampai salah jadwal. Bisa-bisa pas kita masuk pemandu dan setingan tampilan museumnya Bahasa Urdu.

Ada jadwal untuk bahasa pengantar Indonesia pada pukul 14.10, uniknya sang  pemandu bernama Asep Ridwan Taufik asal Ciamis, Jawa Barat.

“Selamat datang di Museum Biografi Nabi. Saya akan memandu Anda selama tur di museum ini. Mohon maaf selama di dalam museum dilarang memotret atau memvideo,” ujar Asep  ketika mulai memandu kunjungan museum khusus untuk Bahasa Indonesia.

Asep adalah alumnus Pondok Pesantren Al Binaa, Bekasi. Sejak sembilan tahun lalu ia belajar ke Masjid Nabawi. Sudah dua tahun ini ia menjadi pemandu di museum yang dikelola Salam Fairs itu.

Museum itu memiliki banyak layar di dalamnya. Tiap layar menceritakan tema yang berbeda-beda. Mulai tentang Allah, sejarah Nabi-Nabi, hingga Kota Makkah dan Madinah di zaman Nabi Muhammad. Kita tinggal menyentuh layar itu untuk masuk ke menu-menu yang ada di dalamnya.

Ada bagian yang menceritakan bagaimana Nabi Muhammad begitu sayang kepada anak-anaknya. Terutama Fatimah.

“Setiap kali Fatimah datang, Nabi Muhammad berdiri menyambut, mencium tangan Fatimah, dan mendudukkan di kursi beliau,” kata Asep.

Peran perempuan di zaman Rasulullah juga diceritakan secara detail di tampilan layar di museum. Terutama peran Aisyah, istri Rasulullah, yang sangat besar dalam berbagai aspek. “Perempuan di era Nabi mendapat peran yang besar,” kata Asep.

Di bagian tengah museum ada diorama kota Makkah dan Kota Madinah di zaman Rasulullah. Di kota Makkah misalnya, kita bisa tahu di mana lokasi rumah Abu Bakar, rumah Siti Khadijah, Gua Hira, bukit Safa, bukit Marwa, dan sebagainya.

“Di sini ada bukit zamza, yang sekarang menjadi Zamzam Tower yang ada menara jamnya,” kata Asep.
Pada diorama kota Madinah, juga terlihat bahwa Masjid Nabawi dulunya hanya 10.000 meter persegi. Rumah istri-istri Rasulullah juga saling berdekatan.

Baca Juga: Jemaah Haji Wajib Tahu, Begini Adab Berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW

“Sekarang area Masjid Nabawi sudah 34 hektare,” ujarnya. Ada area khusus anak-anak di dalam museum tersebut. Sengaja disediakan agar anak-anak yang mungkin bosan bisa bermain di area bermain. Di sana ada game tentang Nabi-Nabi yang dilengkapi dengan visual yang menarik.

Selama 10 menit menyaksikan video singkat tentang bagaimana perjuangan Nabi Muhammad menyebarkan Islam.
Bagian akhir dari tur ini adalah perpustakaan. Buku-buku tentang Nabi Muhammad diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Termasuk Bahasa Indonesia.

Buku-buku itu antara lain berjudul: Sekilas Sejarah Kehidupan Nabi, Ensiklopedia para Nabi, Nabi SAW dan Nonmuslim, Para Asisten Pengurus Keperluan Nabi, Keteladanan Abadi Kaum Perempuan, serta nabi dan Manusia.

“Bagi yang tertarik bisa membeli buku-buku ini,” kata Asep

(MCH 2024)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.