Bantahan Penyebab Banjir Besar UEA Akibat Rekayasa Cuaca Pemerintah Dubai

oleh -0 Dilihat
banjir
Dubai

Jakarta – Banjir besar yang terjadi di Dubai, Uni Emirat Arab, sejak malam Senin, 15 April 2024, telah menyebabkan kerusakan serius termasuk genangan air di jalan-jalan dan di Bandara Internasional Dubai. Banjir ini terjadi akibat curah hujan yang mencapai 142 milimeter (5,59 inci) dalam 24 jam, suatu fenomena yang belum pernah tercatat sebelumnya sejak dimulainya pengumpulan data meteorologi pada tahun 1949.

Kerugian tersebut menjadi lebih parah dengan fakta bahwa rata-rata curah hujan tahunan di Dubai biasanya hanya 94,7 milimeter (3,73 inci). Kondisi ini memicu spekulasi mengenai kemungkinan penyebabnya, termasuk proses penyemaian awan yang telah dilakukan oleh pemerintah Uni Emirat Arab sejak tahun 2002.

Baca juga: 19 Tewas Akibat Hujan Terbesar Dalam Sejarah Oman dan Dubai

Menurut laporan dari Livemint yang mengutip Bloomberg, pemerintah UEA memulai operasi penyemaian awan dengan tujuan meningkatkan pasokan air, meskipun infrastruktur drainase yang tidak memadai di beberapa area kemungkinan berkontribusi pada banjir.

Pusat Meteorologi Nasional UEA dilaporkan telah mengirim pesawat untuk menyebarkan bahan kimia ke atmosfer untuk memicu hujan dari awan konvektif.

Namun, Pusat Meteorologi Nasional UEA membantah telah melakukan operasi penyemaian awan yang menyebabkan banjir besar di Dubai. Omar AlYazeedi, Wakil Direktur Jenderal National Center of Meteorology, menyatakan bahwa penyemaian awan biasanya dilakukan pada tahap awal pembentukan awan sebelum badai terjadi, dan bukan saat badai sedang berlangsung.

Baca juga: Detik-Detik Hujan Badai Di Dubai Terekam Video

“Salah satu prinsip dasar penyemaian awan adalah harus menargetkan awan pada tahap awal sebelum hujan turun. Jika menghadapi situasi badai petir yang parah, maka sudah terlambat untuk melakukan operasi penyemaian,” kata Omar.

Ahli meteorologi dari Yale Climate Connections, Jeff Masters, menekankan bahwa kejadian ini lebih mungkin disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang kuat yang menghasilkan banyak badai petir.

Menurut Masters, fenomena ini tidak membutuhkan penyemaian awan untuk menjelaskan terjadinya banjir besar di Dubai.

“Anda tidak memerlukan pengaruh penyemaian awan untuk memperhitungkan rekor banjir besar di Dubai,” kata Jeff Masters, seperti dilansir dari AP News.

Para ilmuwan juga menyebutkan bahwa perubahan iklim berkontribusi pada peningkatan kejadian cuaca ekstrem seperti badai, kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan di berbagai tempat di dunia.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.