Ikan Asin: Antara Kenikmatan, Nutrisi dan Risiko Darah Tinggi

oleh -0 Dilihat
ikan asin
Ikan asin memiliki kandungan nutrisi yang baik, namun memiliki potensi bahaya yang tinggi akibat kandungan garam tinggi

Jakarta – Ikan asin adalah salah satu makanan favorit di berbagai daerah di Indonesia. Rasanya yang gurih dan lezat sering menjadi pelengkap hidangan sehari-hari, baik sebagai lauk utama maupun tambahan dalam berbagai masakan.Ikan Asin: Antara Kenikmatan, Nutrisi dan Risiko Darah Tinggi

Namun, di balik kenikmatannya, konsumsi ikan asin secara berlebihan dapat membawa risiko bagi kesehatan, terutama dalam meningkatkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Ikan asin dibuat melalui proses penggaraman dan pengeringan, yang bertujuan untuk mengawetkan ikan sekaligus memberikan cita rasa gurih yang khas.

Proses ini membuat ikan asin memiliki rasa yang lebih kuat dan tekstur yang berbeda dibandingkan ikan segar. Berbagai jenis ikan asin, seperti ikan teri, ikan peda, dan ikan jambal roti, sering menjadi pilihan karena kepraktisannya dalam penyimpanan dan penyajian.

Selain itu, ikan asin juga menjadi sumber protein yang baik, mengandung berbagai nutrisi seperti asam lemak omega-3, vitamin B12, serta mineral penting seperti selenium dan fosfor. Nutrisi ini dapat berkontribusi pada kesehatan jantung, fungsi otak, dan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Makanan Asin Khas Nusantara yang Populer di Berbagai Daerah di Indonesia

Risiko Kesehatan dari Konsumsi Ikan Asin

Meski memiliki berbagai manfaat, konsumsi ikan asin secara berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan. Kandungan garam yang tinggi dalam ikan asin menjadi faktor utama yang dapat memicu tekanan darah tinggi.

Proses penggaraman yang intensif menyebabkan kadar natrium dalam ikan asin menjadi sangat tinggi, yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh dan menyebabkan tekanan darah meningkat.

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Heart Association, asupan natrium yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Konsumsi garam yang disarankan untuk orang dewasa adalah tidak lebih dari 2.300 mg per hari, namun konsumsi ideal adalah sekitar 1.500 mg per hari terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena hipertensi.

Sebuah penelitian di Indonesia juga menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin secara berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi hingga dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi ikan asin dalam jumlah moderat.

Selain itu, ikan asin juga dapat mengandung zat pengawet atau bahan kimia lain yang digunakan selama proses penggaraman dan pengeringan.

Beberapa jenis ikan asin yang dijual di pasaran juga mengandung formalin atau bahan pengawet lain yang berbahaya jika dikonsumsi secara terus-menerus.

Para ahli menyarankan agar konsumsi ikan asin dibatasi, terutama bagi individu yang sudah memiliki riwayat hipertensi atau kondisi kesehatan lain yang sensitif terhadap asupan garam.

Sebagai alternatif, disarankan untuk mencuci ikan asin dengan air hangat sebelum memasaknya untuk mengurangi kandungan garam. Mengimbangi konsumsi ikan asin dengan sayuran dan buah-buahan segar yang kaya kalium juga dapat membantu mengatur tekanan darah.

Selain itu, penting untuk memperhatikan teknik memasak ikan asin. Menghindari penggunaan tambahan garam atau bumbu berkalori tinggi dapat membantu mengurangi asupan natrium keseluruhan.

Konsumsi ikan asin sebaiknya dibatasi hingga satu hingga dua kali per minggu, dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi harian.

(DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.