Jeritan Hati Seorang Macicha Mochtar Saat Iqbal Ramadhan Mengalami Kekerasan Polisi

oleh -0 Dilihat
Iqbal Ramadhan
Iqbal Ramadhan tunjukan hidungnya yang bengkok akibat dipukul polisi.(DN)

Jakarta – Macicha Mochtar, seorang ibu dan penyanyi ternama, tak dapat menahan kesedihannya saat mengetahui anaknya, Iqbal Ramadhan, menjadi korban kekerasan aparat keamanan. Dalam wawancara di kanal YouTube Diskursus Net yang dipandu oleh jurnalis senior Insan Sadono pada Senin, (02/ 09/ 2024), Macicha mengungkapkan betapa perih hatinya setelah menyaksikan perlakuan aparat terhadap Iqbal melalui video yang beredar luas.

Macicha tidak dapat menyembunyikan kemarahannya ketika bercerita tentang kondisi yang dialami Iqbal. “Mereka seharusnya menjadi pengayom dan pelindung masyarakat, tapi kenapa malah memperlakukan anak-anak ini seperti ingin dimatikan?” ungkap Macicha dengan suara bergetar. Ia merasa terpukul melihat bagaimana anaknya, yang seharusnya bisa dilindungi, justru menjadi korban kekerasan yang tidak manusiawi.

Di siniar tersebut, Iqbal Ramadhan, yang merupakan mahasiswa S2 Hukum di Universitas Alazar, turut memaparkan kondisi fisiknya pasca insiden kekerasan yang dialaminya saat demonstrasi. Iqbal menyampaikan bahwa hidungnya patah dan masih terdapat benjolan akibat dipukul dengan tangan kosong oleh aparat. “Saat ini, saya harus bernapas melalui mulut karena hidung saya masih mengalami pendarahan dalam,” ujar Iqbal sambil menunjukkan bagian yang terluka.

“Saya digelandang ke Polda Metro Jaya dan sepanjang perjalanan mengalami berbagai bentuk kekerasan fisik dan verbal. Kepala saya sempat ditendang hingga tanah dari sepatu mereka menempel di kepala,” katanya. Selain luka fisik, Iqbal didiagnosis mengalami trauma pasca kejadian yang membuatnya kesulitan melakukan kalkulasi dan sering mengalami gangguan ingatan jangka pendek.

Baca juga: Dianiaya Aparat, Sosok Demonstran Anak Macicha Mochtar Menjadi Sorotan

Di tengah wawancara, Macicha tak bisa menahan emosinya saat mengenang momen-momen sulit saat Iqbal ditangkap. “Saya berdoa terus, meminta Allah untuk melindungi anak saya. Saat mendengar kabar dia ditangkap, rasanya bumi runtuh,” ucap Macicha dengan mata berkaca-kaca. Baginya, kejadian ini membuka matanya terhadap realitas keras yang dihadapi para demonstran muda yang ingin memperjuangkan keadilan.

Macicha juga mengkritik keras perilaku aparat yang bertindak brutal terhadap demonstran. “Anak-anak ini tidak membawa apa-apa, mereka hanya ingin menyuarakan keadilan. Kenapa harus dipukul dan dihajar? Mereka digaji oleh uang rakyat, seharusnya melindungi, bukan malah menyakiti,” tegasnya. Macicha menegaskan bahwa aksi demonstrasi adalah hak setiap warga negara, khususnya bagi para mahasiswa yang memiliki pandangan jauh ke depan untuk masa depan bangsa.

Baca jugaIqbal Ramadhan, Anak Machica Mochtar, Jadi Sorotan Usai Mengalami Kekerasan dan Pelecehan oleh Aparat

Sang ibu berharap agar para pemimpin negeri ini lebih peka terhadap suara rakyat. “Kami tidak hidup lebih baik dibanding zaman dahulu, bahkan lebih sulit. Pemimpin harus sadar, lihat keadaan rakyat yang susah. Kita ini negara republik, bukan kerajaan,” ujar Macicha dengan tegas.

Dalam penutupnya, Iqbal menekankan pentingnya menghormati hak-hak demonstran dan mengkritik aparat yang bertindak di luar batas. “Saya berharap tidak ada lagi kekerasan seperti ini. Kita semua berhak menyuarakan pendapat tanpa harus dihantui oleh rasa takut,” kata Iqbal.

Kisah Macicha Mochtar dan Iqbal Ramadhan adalah cerminan dari banyak suara ibu-ibu di Indonesia yang khawatir akan keselamatan anak-anak mereka saat menyuarakan kebenaran di tengah situasi yang semakin tidak menentu. Kejadian ini mengingatkan kita semua bahwa perjuangan untuk keadilan masih harus terus diperjuangkan, dengan harapan ada perubahan yang lebih baik di masa depan.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.