Janji Pramono Anung Tangani Masalah Parkir Liar Hingga Tranportasi Publik Di DKI Jakarta

oleh -0 Dilihat
Pramono Anung
Cagub DKI Jakarta, Pramono Anung saat diwawancarai di Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Selasa (03/09/2024). (Ilham)

Jakarta- Calon gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengaku akan perbaiki persoalan parkir liar hingga transportasi publik di DKI Jakarta.

Pramono mengaku, akan meminta nasihat kepada mantan gubernur DKI Jakarta 2007-2012, Fauzi Bowo alias Foke untuk menangani masalah parkir liar hingga LRT dan MRT serta transportasi publik lain.

“Maka kalau diberikan kesempatan kami berdua (Pramono-Rano) dan juga tentunya kami akan mohon nasihat kepada Bang Foke, keberanian untuk memutuskan itu ada, termasuk urusan parkir liar,” kata Pramono Anung saat diwawancarai di Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Selasa (03/09/2024).

Menurutnya, persoalan parkir liar tersebut harus diselesaikan bersama termasuk dengan pihak pengelolanya. Selain itu, penanganan masalah parkir tersebut juga harus mengikuti perkembangan digital saat ini.

“Sekarang kan udah era digitalisasi, semuanya harus dilakukan secara begitu. Nggak bisa katakanlah memberikan ruang kepada seseorang parkir liar. Kalau itu ditertibkan, semua orang nurut selama yang mengelola parkir liar juga dilibatkan untuk penyelesaian pengembangan dan persoalan parkir di daerah itu,” jelasnya.

Namun, Pramono menegaskan, dirinya juga akan melawan aksi-aksi premanisme yang ada di Jakarta.

“Tapi bukan premanisme ya, itu kita lawan,” tegasnya.

Selain parkir liar, lanjut Pramono, masalah transportasi publik di Jakarta juga cukup rumit dan serius.

“Jadi persoalan yang paling rumit di Jakarta selain transportasi, udara, air dan banjir. Tapi transport ini menjadi persoalan yang cukup serius. Bang Yos, Bang Foke sudah meletakkan dasar dengan Transjakarta, kemudian dimulailah ada LRT, MRT dan sebagainya,” ungkapnya.

Pramono menyebut, masalah utama pada transportasi publik di Jakarta adalah waktu aktivitas warga dan kesediaan tranportasinya.

“Sekarang ini kan problem-problem utamanya frekuensi. Kalau pagi sangat padat, transportasinya kurang. Mau KRL mau Busway, mau MRT kurang. Termasuk ketika orang pulang kerja. Tetapi jam di tengah-tengah itu banyak kosongnya. Nah pengaturan-pengaturan seperti itulah yang harus diatur,” terangnya.

“Harus ada pemecahan jalan keluar yang kita pikirkan bersama-sama,” pungkasnya. (Ilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.