Dianiaya Aparat, Sosok Demonstran Anak Macicha Mochtar Menjadi Sorotan

oleh -0 Dilihat
macicha mochtar
Penyanyi Macicha Mochtar dalam siniar Mimbar Bebas di Diskursus Net.(DN)

Jakarta – Dalam siniar “Mimbar Bebas” yang dipandu oleh jurnalis senior Insan Sadono, Muhammad Iqbal Ramadhan, seorang mahasiswa hukum S2 dari Universitas Alazar, berbicara bersama ibunya, penyanyi Macicha Mochtar, tentang pengalaman dan pandangannya saat menjadi salah satu peserta demonstrasi besar di DPR pada 22 Agustus 2024.

Iqbal Ramadhan, yang memiliki latar belakang sebagai anak dari seorang menteri berpengaruh di era Orde Baru, menjadi sorotan publik ketika ikut serta dalam aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta. Ia sempat diamankan dan dibawa ke Polda Metro Jaya.

“Saya merasa lebih sebagai elemen masyarakat sipil daripada mahasiswa saat ikut demo itu,” ungkap Iqbal di Channel Diskursus Net, Senin (02/09/2024), yang menekankan bahwa unjuk rasa adalah hak setiap warga, bukan hanya mahasiswa.

Iqbal menjelaskan, aksi demonstrasi itu merupakan puncak dari akumulasi kekecewaan terhadap berbagai isu, seperti revisi UU KPK dan UU Cipta Kerja, serta putusan Mahkamah Konstitusi yang dianggapnya mengancam demokrasi.

“Saya merasa negara ini sedang tidak baik-baik saja, dan harus ada yang bergerak,” tegasnya.

Dalam aksi tersebut, Iqbal turun bersama seorang teman SMA yang juga merupakan anak tentara. Mereka bergabung dengan demonstran lain di depan gerbang DPR. Iqbal menceritakan bahwa situasi di lapangan sangat panas, baik secara harfiah maupun emosional. Banyak pedagang dan relawan yang mencoba membagikan minuman dan makanan kepada demonstran, namun akses mereka terhalang oleh petugas keamanan.

Baca juga: Jokowi Sindir DPR yang Gemar “Ngebut” Saat Kena Tekanan Publik

Ibunya, Macicha Mochtar, juga mengungkapkan keresahannya saat mengetahui Iqbal terlibat dalam demonstrasi. “Saat Iqbal pamit, dia bilang mau demo, dan saya khawatir. Bahkan, awalnya saya ingin ikut tapi dilarang Iqbal,” ungkap Macicha.

Ia menambahkan, sebagai seorang ibu, dirinya paham akan kegelisahan anak-anak muda yang ingin melihat perubahan di tengah ketidakadilan yang mereka rasakan.

Macicha juga menceritakan momen emosional saat ia mendengar Iqbal ditangkap. “Saat dapat kabar, saya langsung merasa bumi seakan runtuh. Saya sujud berdoa meminta keselamatan untuk anak saya,” katanya sambil terisak.

Iqbal juga menggambarkan situasi saat pagar DPR jebol dan demonstran mulai masuk. “Saya melihat banyak bentrokan fisik antara demonstran dan aparat keamanan. Bahkan ada beberapa demonstran yang saya lihat mengalami kekerasan fisik,” ujarnya. Iqbal mengaku sempat melihat seorang teman yang diintimidasi aparat dengan dipaksa membuka pakaian dan mengalami pemukulan.

Baca juga: DPR Setuju Aturan KPU Soal Pencalonan Kepala Daerah Sesuai Putusan MK

Selama aksi, Iqbal berusaha tetap tenang dan mencoba melindungi teman-temannya. Namun, ia juga tidak luput dari tindakan kasar aparat, termasuk saat diminta berjongkok, dipukul, dan ditendang. “Saya merasa hak-hak saya sebagai warga negara tidak dihormati, saya bahkan tidak diberi tahu alasan penangkapan saya,” tuturnya dengan nada getir.

Iqbal, yang juga bekerja sebagai asisten pengacara di LBH Jakarta, sengaja tidak mengungkapkan identitasnya sebagai seorang yang paham hukum saat ditangkap. “Saya ingin melihat bagaimana aparat memperlakukan masyarakat yang dianggapnya tidak tahu hukum,” jelas Iqbal. Ia menekankan bahwa semua warga negara, apapun latar belakang mereka, seharusnya diperlakukan dengan adil dan diberi tahu hak-haknya saat berhadapan dengan hukum.

Diskusi di siniar ini menggambarkan betapa kompleksnya situasi demonstrasi di Indonesia, terutama bagi generasi muda yang memiliki dorongan kuat untuk memperjuangkan perubahan. Melalui pengalaman pribadi Iqbal dan dukungan dari ibunya, cerita ini mengungkap sisi lain dari aksi-aksi massa yang seringkali tidak terlihat di permukaan.(DN)

Baca infromasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.