Pembunuhan Ismail Haniyeh: Hamas Ancam Israel dengan Perang Terbuka

oleh -0 Dilihat
Ismail Haniyeh
Pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh.(DN)

Cirebon – Hamas, kelompok milisi yang menguasai Gaza, Palestina, melontarkan ancaman keras kepada Israel setelah tudingan bahwa Negeri Zionis tersebut telah melakukan pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran, Rabu (31/07/2024). Tuduhan ini memicu eskalasi dalam perang yang tak kunjung usai antara Hamas dan Israel di Gaza.

Dalam pernyataan yang berapi-api, Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menggambarkan pembunuhan Ismail Haniyeh sebagai tindakan provokatif yang serius. Ia mengancam bahwa Hamas akan memperluas perang melawan Israel, yang saat ini tengah berusaha mencari solusi melalui negosiasi.

“Hamas akan melancarkan perang habis-habisan untuk membebaskan Yerusalem. Kami siap membayar berapa pun harganya untuk mewujudkannya,” tegas Abu Zuhri, seperti yang dilaporkan media lokal dan dikutip Al Jazeera.

Anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzook, turut mengutuk aksi yang dilabelinya sebagai tindakan pengecut oleh Tel Aviv. “Pembunuhan pengecut terhadap Ismail Haniyeh tidak akan dibiarkan begitu saja,” cetusnya seperti dikutip Iran News.

Baca juga: Indonesia Dukung Kesepakatan Persatuan Hamas dan Fatah di China

Sementara itu, pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan ini. Pemerintah Amerika Serikat, yang merupakan sekutu kuat Israel dan juga melabeli Hamas sebagai kelompok teroris, mengaku telah mengetahui informasi tentang kematian Haniyeh tetapi memilih untuk tidak berkomentar.

Sejak 2017, Haniyeh menjabat sebagai Kepala Biro Politik Hamas. Sebelumnya, ia pernah memimpin Hamas di Jalur Gaza dan sempat menjadi Perdana Menteri Palestina. Sebagai tokoh utama dalam Hamas, Haniyeh memiliki peran penting dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. Ia sering beraktivitas di luar Gaza untuk menghindari serangan Israel, sekaligus menjalin komunikasi dengan sekutu-sekutu Hamas seperti Qatar dan Iran.

Pada bulan April, serangan udara Israel menewaskan tiga putra Haniyeh dan empat cucunya. Meskipun kehilangan anggota keluarganya, Haniyeh yang tinggal di Qatar saat itu, menegaskan bahwa kematian mereka tidak akan mempengaruhi gencatan senjata dan perundingan penyanderaan yang sedang berlangsung.

Militer Israel, IDF, menyatakan bahwa mereka melakukan serangan terarah di Beirut yang menargetkan komandan Hizbullah yang bertanggung jawab atas berbagai serangan terhadap warga sipil Israel. “Jet tempur angkatan udara Israel menghabisi komandan militer paling senior organisasi teroris Hizbullah dan kepala unit strategisnya, Fuad Shukr, di wilayah Beirut,” tegas IDF dalam pernyataan resminya.

Baca juga: China Berhasil Persatukan Hamas dan Fatah Demi Kendali di Palestina

Seruan bagi warga Palestina untuk bergerak menyusul kematian Haniyeh telah beredar luas. CNN melaporkan bahwa siaran TV Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas telah mengajak warga Palestina untuk melakukan protes besar-besaran.

Peristiwa ini meningkatkan kekhawatiran global tentang perang yang semakin meluas di Timur Tengah. Kejadian ini berlangsung di tengah laporan serangan Israel terhadap benteng Hizbullah di Beirut Selatan yang menewaskan komandan senior kelompok tersebut kemarin.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.