Bukan Dicoblos, Sistem Noken Berlaku Saat Pemungutan Suara Pilkada di Daerah Papua

oleh -0 Dilihat
Sistem Noken
Sistem noken adalah metode tradisional yang digunakan dalam pemilihan umum di beberapa daerah di Papua.

Diskursuspolitik- Sistem noken adalah metode tradisional yang digunakan dalam pemilihan umum di beberapa daerah di Papua. Sistem ini unik karena tidak menggunakan surat suara individual seperti di banyak tempat lain, melainkan menggunakan kantong atau tas anyaman tradisional yang disebut “noken.”

Proses penghitungan suara dalam sistem noken melibatkan komunitas dan memiliki karakteristik yang mencerminkan kearifan lokal serta struktur sosial masyarakat setempat.

Pemungutan Suara dengan Noken

Sistem noken dikenal karena menggabungkan tradisi adat dengan praktik demokrasi modern. Noken adalah kantong anyaman khas Papua yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai simbol representasi dalam pemilihan umum. Dalam konteks pemilu, noken berfungsi sebagai wadah suara kolektif yang mencerminkan pilihan satu kelompok masyarakat atau suku.

Sistem ini didasarkan pada asas kesepakatan dan kebersamaan, di mana keputusan diambil melalui musyawarah dan mufakat. Proses penghitungan suara dalam sistem noken melibatkan beberapa tahapan yang mencerminkan kekhasan budaya Papua. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut:

1. Musyawarah dan Kesepakatan
Sebelum pemungutan suara, kepala suku atau pemimpin komunitas mengadakan musyawarah dengan anggota masyarakat untuk menentukan calon yang akan didukung. Musyawarah ini dilakukan dalam suasana kekeluargaan dan penuh keterbukaan. Setelah mencapai kesepakatan, dukungan terhadap calon tertentu disampaikan secara kolektif.

2. Pemungutan Suara
Pada hari pemungutan suara, anggota komunitas berkumpul di tempat yang telah ditentukan. Noken yang digunakan untuk menampung suara diletakkan di tempat yang terlihat oleh semua orang.

Setiap pemilih kemudian memasukkan tanda dukungannya ke dalam noken yang sesuai dengan pilihan calon yang telah disepakati. Di beberapa tempat, pemungutan suara dilakukan dengan cara pengumpulan langsung di hadapan masyarakat, di mana setiap suara direpresentasikan oleh satu noken.

3. Penghitungan Suara
Setelah pemungutan suara selesai, noken yang berisi tanda dukungan tersebut dihitung oleh panitia pemilihan. Penghitungan dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh seluruh anggota masyarakat yang hadir.

Ini memastikan transparansi dan mencegah kecurangan. Noken yang berisi suara paling banyak akan mewakili pilihan komunitas tersebut. Hasil penghitungan ini kemudian dicatat dan dilaporkan ke otoritas pemilu setempat.

4. Pelaporan Hasil
Hasil penghitungan suara dari setiap komunitas atau suku kemudian dilaporkan ke tingkat distrik atau kabupaten. Dari sana, hasil dikompilasi untuk menentukan pemenang di tingkat yang lebih tinggi. Proses ini mirip dengan penghitungan suara di sistem pemilu konvensional, tetapi dengan pendekatan yang lebih kolektif dan berbasis komunitas.

Sistem noken memiliki beberapa keuntungan yang membuatnya relevan di konteks masyarakat Papua, namun juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi.

Keuntungan

1. Sistem noken mencerminkan budaya dan nilai-nilai masyarakat Papua, seperti musyawarah dan mufakat, serta kebersamaan.
2. Sistem ini meningkatkan partisipasi komunitas karena keputusan diambil secara kolektif, bukan individual.
3. Proses penghitungan suara dilakukan secara terbuka, yang mengurangi potensi kecurangan.

Tantangan
1. Sistem noken perlu diintegrasikan dengan sistem pemilu nasional yang berbasis suara individual, yang kadang-kadang dapat menimbulkan ketegangan.
2. Sistem ini membutuhkan pengakuan hukum yang lebih jelas untuk memastikan legitimasi dan keabsahan hasil pemilu.
3. Pendidikan dan sosialisasi perlu ditingkatkan agar masyarakat memahami prosedur dan pentingnya partisipasi dalam pemilu.
4. Meski dilakukan secara terbuka, masih ada potensi manipulasi atau tekanan dari pemimpin komunitas yang perlu diantisipasi.

Untuk memastikan sistem noken tetap relevan dan sesuai dengan standar demokrasi modern, beberapa langkah telah diambil, termasuk:

1. Program sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pemilu dan cara kerja sistem noken.
2. Pengawasan yang lebih ketat dari pihak berwenang untuk memastikan proses pemungutan dan penghitungan suara berjalan transparan dan adil.
3. Upaya untuk memasukkan sistem noken ke dalam kerangka hukum nasional agar hasil pemilu yang menggunakan sistem ini diakui dan sah.

Sistem noken adalah contoh bagaimana kearifan lokal dapat disinergikan dengan praktik demokrasi modern. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, sistem ini memiliki potensi besar untuk memperkuat partisipasi masyarakat dan memastikan representasi yang lebih adil dan sesuai dengan budaya setempat.

Dengan penyesuaian dan dukungan yang tepat, sistem noken dapat terus digunakan dan dikembangkan untuk pemilu di Papua, memberikan kontribusi positif bagi demokrasi di Indonesia.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.