17 Juli Hari Emoji yang Mewarnai Dunia Komunikasi di Era Digital

oleh -0 Dilihat
Emoji
Hari Emoji Diperingati Setiap Tanggal 17 Juli. Emoji Telah Merubah Cara Komunikasi dan Mengungkapkan Ekspresi Secara Digital.

Jakarta – Tidak banyak yang tahu 17 Juli hari emoji, dari piktogram sederhana hingga bahasa visual global, emoji telah mengubah cara kita berkomunikasi di era digital.

Dengan sejarah yang kaya dan dampak yang luas, emoji tidak hanya membuat komunikasi lebih ekspresif tetapi juga lebih inklusif dan universal.

Emoji awalnya hanya digunakan di Jepang, namun popularitasnya mulai menyebar ke negara lain seiring dengan meningkatnya penggunaan ponsel pintar dan media sosial.

Pada tahun 2007, Apple menambahkan keyboard emoji ke iPhone yang dijual di Jepang, dan setahun kemudian, pengguna di seluruh dunia dapat mengakses emoji melalui berbagai aplikasi pihak ketiga.

Emoji, yang sekarang menjadi bagian integral dari komunikasi digital, memiliki sejarah yang dimulai dari Jepang pada akhir 1990-an. Kata “emoji” sendiri berasal dari bahasa Jepang, yaitu “e” (gambar) dan “moji” (karakter).

Emoji pertama kali dikembangkan oleh Shigetaka Kurita pada tahun 1999, ketika ia bekerja untuk perusahaan telekomunikasi Jepang, NTT DoCoMo.

Kurita menciptakan 176 emoji pertama sebagai bagian dari sistem pesan bergambar untuk ponsel i-mode NTT DoCoMo, yang dirancang untuk membuat komunikasi lebih efisien dan ekspresif.

Langkah penting dalam sejarah emoji adalah standarisasi oleh Unicode Consortium, organisasi nirlaba yang mengatur standar karakter teks di seluruh platform.

Pada tahun 2010, Unicode Consortium menambahkan set pertama emoji ke dalam standarnya, yang memungkinkan emoji dapat digunakan secara konsisten di berbagai perangkat dan sistem operasi. Ini membuat emoji menjadi bahasa visual yang universal.

Baca Juga: Google Uji Coba Fitur Balas Pesan Teks Dengan Emoji

Riset dan Pengaruh Budaya

Seiring dengan popularitasnya yang meningkat, emoji mulai menarik perhatian para peneliti dan akademisi. Studi-studi telah menunjukkan bahwa emoji memainkan peran penting dalam komunikasi digital dengan menambahkan konteks emosional dan nuansa ke dalam pesan teks.

Emoji juga mencerminkan dan mempengaruhi budaya populer; misalnya, emoji “face with tears of joy” dinobatkan sebagai “Word of the Year” oleh Oxford Dictionaries pada tahun 2015 karena prevalensinya yang luar biasa dalam percakapan sehari-hari.

Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bagaimana emoji dapat membantu mengatasi hambatan bahasa, karena gambar dapat lebih mudah dipahami oleh orang-orang dari berbagai latar belakang bahasa.

Selain itu, penelitian dari Universitas Michigan dan Pusat Penelitian Pew menunjukkan bahwa penggunaan emoji dapat meningkatkan kesan positif dalam komunikasi online dan membantu membangun hubungan sosial.

Seiring berjalannya waktu, Unicode Consortium dan perusahaan teknologi mulai memasukkan emoji yang lebih inklusif dan beragam.

Ini termasuk emoji yang mewakili berbagai warna kulit, jenis kelamin, dan orientasi seksual, serta berbagai profesi dan aktivitas.

Pada tahun 2015, Apple memperkenalkan opsi warna kulit yang berbeda untuk emoji manusia, dan sejak saat itu, berbagai pembaruan emoji terus mencerminkan upaya untuk mencakup berbagai aspek identitas manusia.

(DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.