Perjuangan Diana Novita Mencari Keadilan atas Tragedi yang Menimpa Putranya, Fatir Arya Dinata

oleh -0 Dilihat
perundungan
Diana Novita ibunda Fatir korban perundungan kembali perjuangkan keadilan.(DN)

Jakarta – Diana Novita, ibunda dari almarhum Fatir Arya Dinata (12), menyuarakan perjuangannya mencari keadilan bagi putranya yang meninggal setelah mengalami perundungan di sekolah dan menderita kanker tulang. Dalam wawancara eksklusif dengan Diskursus Network di Pejaten Raya, Jakarta Selatan pada Rabu (10/07/2024), Diana berbagi kisah memilukan tentang perjalanan panjangnya menghadapi berbagai hambatan hukum dan birokrasi.

Fatir, yang meninggal dunia pada Kamis (07/12/2023), menjadi korban perundungan teman-teman sekolahnya di SDN Jatimulya 09, Kabupaten Bekasi yang menyebabkan luka parah di kakinya. Luka ini ternyata tidak hanya fisik, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam. Tidak hanya itu, Fatir juga didiagnosis menderita kanker tulang, yang meski telah menjalani perawatan dan operasi, akhirnya merenggut nyawanya.

Baca juga: Cerita Perjuangan Ibunda Fatir Mencari Keadilan

Perjuangan Hukum yang Panjang

fatir
Mainan terakhir yang disusun oleh fatir menjelang kematiannya.(DN)

Diana menceritakan upayanya yang tak kenal lelah untuk mendapatkan keadilan bagi putranya. “Pulang-balik ini berkas dari Polres, Boksi Jasaan, bahkan saya tanya sudah sampai di mana-mana. Saya juga di BAP ulang pada bulan April,” ungkap Diana dengan suara yang bergetar.

Diana mengaku telah melengkapi semua dokumen yang diminta, namun respon dari pihak berwenang sering kali tidak memadai.

Warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini juga menyatakan kekecewaannya terhadap pihak sekolah yang dinilai tidak memberikan dukungan yang cukup. “Pihak sekolah sudah menyiapkan pengacara. Saya tahu pas mereka datang kemarin, bersama kepala sekolah,” kata Diana. Ia merasa diabaikan ketika pihak sekolah, yang diwakili wali kelas, menyatakan bahwa semua masalah sudah dimediasikan dengan maksimal.

Mediasi yang Tidak Berhasil

fatir
Diana Novita ibunda Fatir korban perundungan saat menjadi narasumber podcast di channel youtube Diskursus Net.(DN)

Dalam mediasi yang dilakukan, Diana menegaskan bahwa dirinya yang meminta mediasi, bahkan sampai mengancam akan melaporkan langsung ke Polres jika tidak ada tindakan. Namun, ia merasa mediasi tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan. “Saya lantang bicara kepada hakim bahwa saya yang meminta mediasi karena pihak sekolah tidak mengambil langkah inisiatif,” jelasnya.

Hakim yang memimpin kasus tersebut memberi saran agar pihak sekolah dan pelaku datang ke rumah keluarga korban untuk menunjukkan itikad baik. Namun, hingga seminggu setelah saran tersebut diberikan, tidak ada perwakilan yang datang. “Saya menunggu sampai seminggu, tapi satupun tidak ada yang ke rumah saya,” ujar Diana kecewa.

Baca juga: Cerita Perjuangan Ibunda Fatir,  Ke-1 Mendapatkan Kesembuhan Ke-2 Mencari Keadilan

Penawaran Ganti Rugi Kematian Fatir yang Menghina

Salah satu hal yang paling membuat Diana marah adalah penawaran ganti rugi yang sangat rendah dari pihak pelaku. “Mereka menawarkan ganti rugi 2 juta rupiah, padahal anak saya sudah meninggal. Ini penghinaan bagi saya,” katanya dengan tegas.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat Fatir masih hidup, pihak pelaku hanya menawarkan 200 ribu rupiah untuk biaya pengobatan, yang menurutnya sangat tidak memadai.

Diana berharap perjuangannya bisa membuka mata banyak orang tentang pentingnya keadilan bagi korban perundungan dan penyakit serius. “Saya berjuang untuk masa depan anak-anak yang masih hidup, sementara saya berjuang untuk keadilan bagi anak saya yang sudah tiada,” katanya. Diana juga menyatakan bahwa dirinya masih mencari pengacara yang memiliki hati nurani untuk membantunya dalam kasus ini.

Diana Novita, dengan segala upayanya, bertekad untuk terus memperjuangkan keadilan bagi putranya, Fatir Arya Dinata. Kasus ini tidak hanya tentang mendapatkan keadilan bagi Fatir, tetapi juga tentang membuka mata masyarakat dan pihak berwenang akan pentingnya penanganan serius terhadap kasus perundungan dan penyakit yang diderita anak-anak.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.