Haji dan Hajjah, “Gelar” yang Diberikan ke Jemaah yang Sudah Berhaji, Haruskah?

oleh -0 Dilihat
Jemaah yang Pulang Menunaikan Ibadah Haji Sering Dipanggil Haji Atau HajjaH
Jemaah Haji Indonesia yang akan kembali ke tanah air

Jakarta- Panggilan “haji” atau “hajjah” yang dilekatkan pada nama seseorang setelah menunaikan ibadah haji memiliki sejarah dan latar belakang yang berakar pada penghormatan dan pengakuan terhadap pencapaian spiritual yang telah dicapai oleh individu tersebut.

Panggilan “haji” atau “hajjah” diberikan sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan dari masyarakat terhadap individu yang telah menunaikan salah satu rukun Islam yang kelima, yaitu ibadah haji. Ini dianggap sebagai pencapaian spiritual yang besar dan suatu tanda keimanan yang mendalam.

Tradisi di Berbagai Negara

Di banyak negara Muslim, terutama di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia, penggunaan “gelar” ini sangat umum. Ini mencerminkan rasa bangga dan kehormatan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap mereka yang telah menyelesaikan ibadah haji.

Tidak ada catatan pasti tentang kapan tepatnya tradisi ini dimulai. Namun, penggunaan gelar “haji” telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan menjadi bagian dari tradisi Islam yang kuat di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia.

Pengaruh Sosial dan Budaya

Di beberapa masyarakat, individu yang telah bergelar “haji” atau “hajah” sering kali dihormati dan dianggap sebagai sosok yang lebih bijaksana dan berpengalaman dalam hal agama. Mereka mungkin diminta untuk memberikan nasihat atau memainkan peran penting dalam kegiatan keagamaan lokal.

Dalam beberapa negara, gelar “haji” atau “hajah” juga sering ditambahkan dalam dokumen resmi seperti KTP, paspor, dan surat-surat lainnya. Ini menjadi identitas tambahan yang menguatkan status spiritual seseorang di mata masyarakat dan negara.

Dengan demikian, panggilan “haji” atau “hajah” bukan hanya sekadar sebutan, tetapi juga simbol penghormatan, pencapaian, dan identitas religius yang diakui oleh masyarakat dan berbagai lembaga resmi.

Tradisi menyambut kepulangan jamaah haji di Indonesia

Menjemput kepulangaan jemaah haji merupakan momen yang penuh makna dan penuh kebahagiaan. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk merayakan kepulangan para haji, namun beberapa tradisi umum yang biasanya dilakukan meliputi:

1. Penjemputan di Bandara
Keluarga dan kerabat biasanya akan menjemput jamaah haji di bandara dengan penuh antusiasme. Mereka membawa bunga, spanduk ucapan selamat, dan kadang-kadang mengenakan pakaian adat atau seragam khusus.

2. Syukuran dan Tahlilan
Sesampainya di rumah, biasanya diadakan acara syukuran atau tahlilan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kepulangan dengan selamat. Acara ini biasanya dihadiri oleh keluarga, tetangga, dan teman-teman dekat.

3. Pengajian dan Doa Bersama
Pengajian dan doa bersama sering kali diadakan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi mereka yang telah menunaikan ibadah haji. Acara ini biasanya dipimpin oleh tokoh agama setempat.

4. Open House
Beberapa keluarga mengadakan acara “open house” di mana mereka menyambut tamu-tamu yang datang untuk mengucapkan selamat dan mendengarkan cerita pengalaman selama di Tanah Suci. Dalam acara ini, biasanya disajikan berbagai hidangan khas daerah.

5. Pemberian Oleh-Oleh
Tradisi membawa oleh-oleh dari Tanah Suci juga sangat umum. Jamaah haji biasanya membawa pulang air zamzam, kurma, kacang arab, tasbih, sajadah, dan berbagai souvenir lainnya untuk dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan teman-teman.

6. Prosesi Adat
Di beberapa daerah, seperti di Jawa, ada prosesi adat khusus yang dilakukan untuk menyambut kepulangan haji. Misalnya, di daerah Banyumas, Jawa Tengah, ada tradisi “Baritan” di mana jamaah haji diarak keliling kampung sambil diiringi musik tradisional.

7. Penyematan Gelar Haji
Di beberapa komunitas, ada upacara khusus untuk menyematkan gelar “haji” atau “hajah” kepada mereka yang baru pulang dari ibadah haji. Ini dilakukan sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan dari masyarakat.

8. Cerita Pengalaman
Jamaah haji sering diminta untuk bercerita tentang pengalaman mereka selama di Tanah Suci dalam berbagai forum, baik formal maupun informal. Ini dilakukan untuk berbagi ilmu dan inspirasi kepada mereka yang belum berkesempatan menunaikan haji.

Tradisi-tradisi ini mencerminkan rasa syukur, kebahagiaan, dan kebersamaan dalam masyarakat Indonesia, serta menunjukkan betapa berharganya pengalaman spiritual ibadah haji dalam kehidupan umat Islam di Indonesia.

Syukuran setelah berhaji adalah tradisi penting dalam masyarakat Indonesia sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas keselamatan dan keberkahan dalam menunaikan ibadah haji. Acara syukuran ini sering kali diadakan dengan melibatkan keluarga, tetangga, dan teman-teman, serta diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. (MCH 2024)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.