Bandung – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru di Jawa Barat untuk tahun 2024 (PPDB Jabar 2024) kembali disorot karena masih terjadi berbagai kecurangan. Dalam sinear Mimbar Bebas di channel youtube Diskursus Net dengan Plh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Ade Afriandi, terungkap berbagai tantangan dan upaya yang dilakukan untuk menegakkan integritas dalam proses penerimaan siswa baru.
Menurut Ade Afriandi, hingga saat ini pengawasan terhadap proses PPDB masih menemukan sejumlah pelanggaran. “Jumlah calon peserta didik mungkin hari ini bertambah, karena bidang pengawasan sedang pendalaman di beberapa sekolah daerah,” ungkapnya.
Ade menyampaikan rasa malu dan keprihatinannya atas kondisi ini. “Sebetulnya malu, tapi kalau ini tidak kita lakukan, terus mau sampai kapan orang tua-orang tua yang berpengaruh, punya jabatan, punya kekuasaan, punya uang sadar bahwa tidak perlu begini? Bagaimana nasib mereka yang tidak punya akses?” jelas Ade kepada jurnalis Insan Sadono dengan nada tegas.
Baca juga: Curang Saat PPDB, 200 Calon Peserta Didik Dicoret Dinas Pendidikan Jabar
Selama proses pengawasan, Ade Afriandi juga mengakui adanya intimidasi dan tekanan yang diterimanya, baik secara pribadi maupun terhadap institusi Dinas Pendidikan. “Intimidasi ada segala macam, ke saya juga, Disdik juga, untuk menitipkan peserta didik. Dan kalau dikatakan kenapa saya harus diancam? Ya sederhana, kita carilah kesalahannya. Siapa sih yang tidak punya salah? Tapi kalau dibuat-buat, itu yang ditakutkan oleh para kepala sekolah,” kata Ade.
Ade menyoroti perlunya reformasi serius dalam sistem pengawasan. “Kalau berbicara ini mau kita perbaiki, misalkan pak menteri bikin Satgas, ya bikin Satgas. Jangan sampai yang di Satgas juga bagian dari titipan dan rekomendasi, nanti tidak selesai menyelesaikan masalah, malah membuat masalah baru.”
Baca juga: Ini Alasan Mengapa PPDB Sering Kali Jadi Sumber Masalah
Karut Marut Sistem Penerimaan SMA Negeri PPDB Jabar 2024
PPDB di Jawa Barat selalu menjadi sorotan setiap tahunnya. Sistem penerimaan yang masih membuka celah untuk kecurangan membuat orang tua yang memiliki akses lebih besar mencoba memanfaatkan situasi. Akibatnya, banyak siswa yang sebenarnya berhak dan berprestasi justru tersisih karena praktik tidak jujur ini.
Dinas Pendidikan Jawa Barat terus berupaya untuk memperbaiki sistem ini, meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan dari pihak-pihak yang ingin mengintervensi proses penerimaan.
Kecurangan dalam PPDB Jabar 2024 menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menciptakan sistem yang adil dan transparan. Upaya Ade Afriandi dan timnya dalam mengawasi dan menindak pelanggaran menunjukkan komitmen mereka terhadap pendidikan yang lebih baik, meskipun harus menghadapi berbagai tekanan dan tantangan.
Ade Afriandi berharap, dengan adanya reformasi yang tepat, proses PPDB di masa depan akan lebih bersih dan dapat memberikan kesempatan yang adil bagi semua calon peserta didik, tanpa terkecuali.(DN)
Baca informasi menarik lainnya di Google Berita
