Server Pusat Data Nasional Belum Pulih dari Serangan Ransomware Lockbit 3.0

oleh -0 Dilihat
pusat data nasional

Jakarta – Hingga hari ini, Kamis (27/6/2024), server Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih belum pulih sepenuhnya dari gangguan yang disebabkan oleh peretas. Gangguan ini diketahui terjadi sejak Kamis (20/06/2024) lalu, akibat serangan ransomware terbaru jenis Lockbit 3.0.

Anggota Komisi I DPR RI, Bobby Adhityo Rizaldi, mengungkapkan bahwa kementerian dan lembaga yang terkait dengan PDN belum sepenuhnya melaksanakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Perpres Nomor 132 Tahun 2022 tentang Arsitektur Keamanan SPBE.

“Kalau tidak salah, mengenai SPBE dan juga Perpres 132 Tahun 2022 tentang arsitektur keamanan SPBE yang berkoordinasi dengan BSSN belum dijalankan sepenuhnya,” ujar Bobby kepada Parlementaria di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/06/2024).

Perpres Nomor 95 Tahun 2018 mengatur tentang penyelenggaraan SPBE untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan publik. Sementara itu, Perpres Nomor 132 Tahun 2022 membahas lebih lanjut mengenai arsitektur keamanan SPBE yang melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Baca juga: Data di PDN yang Terkena Ransomware Tidak Bisa Dipulihkan

Bobby mendesak kementerian dan lembaga terkait untuk segera melaksanakan kedua Perpres tersebut guna meningkatkan koordinasi dan memperkuat arsitektur keamanan PDN. Menurutnya, peretasan ini menyoroti perlunya koordinasi yang lebih baik antara lembaga negara dengan BSSN sesuai dengan ketentuan yang ada.

Bobby juga menegaskan bahwa serangan ransomware seperti Lockbit 3.0 bukanlah hal yang tidak dapat diatasi. “Kami yakin masalah ini bisa ditangani, karena di seluruh dunia juga ada serangan siber seperti Lockbit 3.0 dan brain shipper di Amerika. Mungkin hanya membutuhkan waktu untuk pemulihan,” lanjutnya.

Ia menekankan pentingnya menjalankan Perpres tentang SPBE dan arsitektur keamanannya agar insiden serupa dapat dicegah di masa depan. “Pendekatan keamanan siber harus by design, bukan hanya reaktif setelah kejadian,” tegas politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Menurut Bobby, serangan ransomware tersebut menyebabkan data masyarakat tidak dapat diakses sementara waktu. Oleh karena itu, penting untuk memastikan dan mengidentifikasi solusi yang tepat guna menghadapi situasi ini. “Untuk keamanan data masyarakat, langkah pertama adalah memastikan bahwa data tersebut bisa segera dipulihkan dan digunakan kembali,” tambahnya.(DN)

Baca infromasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.