Tiga Ikhtiar PPIH Sukses Mobilisasi Jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina

oleh -0 Dilihat
Arafah badal
Dirjen PHU Mengatakan Ada Tiga Ikhtiar yang Dilakukan PPIH, yaitu Penerapan Skema Murur, Penguatan Koordinasi Lintas Pihak, Serta Penyiapan Kesiagaan Petugas Haji. (Nurhaeni Amir/MCH 2024)

Makkah – Pergerakan jamaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan sukses dan lancar. Seluruh jamaah haji Indonesia sudah berhasil diberangkatkan ke Mina hingga pukul 07.37 Waktu Arab Saudi (WAS), sebelum terik matahari.

“Alhamdulillah, pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan lancar. Pada jam 07.37 WAS, seluruh jamaah sudah diberangkatkan dari Muzdalifah menuju Mina, pagi yang cerah dan belum terlalu panas. Ini patut kita syukuri karena jamaah tidak kepanasan di Muzdalifah, seperti pada musim haji tahun lalu,” terang Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief di Makkah, Senin (17/6/2024).

Penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M diwarnai dengan keterlambatan pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina. Saat itu, pemberangkatan jamaah dari Muzdalifah berlangsung hingga 13.30 WAS. Hal ini memberi pelajaran berharga tentang pentingnya ikhtiar dalam mempercepat proses pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina.

Hilman Latief mengatakan, sukses pergerakan jamaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina menjadi perhatian utama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Sejak awal, Menag Yaqut Cholil Qoumas juga sudah meminta PPIH untuk melakukan langkah antisipasi dini.

Menurutnya, setidaknya ada tiga ikhtiar yang dilakukan PPIH, yaitu penerapan skema murur, penguatan koordinasi lintas pihak, serta penyiapan kesiagaan petugas haji.

“Antisipasi keterlambatan pergerakan jamaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina terus kita ikhtiarkan. Alhamdulillah, kemarin berjalan sukses dan berhasil,” sebut Hilman.

“Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh petugas yang disiplin melakukan tugas di posnya masing-masing dengan segala dinamika dan situasi yang dihadapi di lokasi. Namun, tugas kita belum selesai. Semua petugas harus memastikan layanan di Mina agar sesuai dengan yang direncanakan. Ini menuntut kedisiplinan dan koordinasi petugas,” sambungnya.

Baca Juga: Skema Murur Sukses, Seluruh Jamaah Haji Indonesia Diberangkatkan Ke Mina Tepat Waktu

Penerapan Murur

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus, lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

“Skema murur diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jamaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah. Jamaah cukup melintas di Muzdalifah dan langsung ke Mina,” tegas Hilman.

Dijelaskan Hilman, area yang diperuntukkan bagi jamaah haji Indonesia seluas 82.350m². Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jamaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 jamaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid. Sehingga, setiap jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat (space) sekitar 0,45m² di Muzdalifah.

Sementara tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jamaah haji Indonesia. Sehingga, 213.320 jamaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah. Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat (space) di Muzdalifah seluas 20.000 m². Sehingga, ruang yang tersedia untuk setiap jamaah hanya 0,29m².

“Tempat atau space di Muzdalifah menjadi semakin sempit dan ini berpotensi kepadatan luar biasa yang jika dibiarkan akan dapat membahayakan jamaah. Sebab itulah kita terapkan skema murur saat mabit di Muzdalifah,” terang Hilman.

“Ada 53.863 jamaah yang mengikuti skema murur. Mereka diberangkatkan dari Arafah mulai jam 19.00 WAS. Setiap maktab siapkan 4 bus khusus untuk membawa jamaah dari Arafah melewati Muzdalifah lalu langsung ke Mina. Pergerakan ini selesai sampai 01.39 WAS,” lanjut Hilman.

“Alhamdulillah penerapan skema murur berhasil mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Hal ini berdampak juga pada percepatan pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina,” tambahnya.

Baca Juga: Habib Ali Hasan Al Bahar Ajak Jamaah Haji Doakan Palestina di Akhir Khotbah Arafah

Penguatan Koordinasi

Mobilisasi jamaah haji di Armuzna sepenuhnya menjadi kewenangan otoritas Arab Saudi. Karenanya, penguatan koordinasi PPIH dengan pihak Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Arab Saudi, Naqabah (Organda Saudi) dan pihak Masyariq menjadi sangat penting.

Proses koordinasi dilakukan sejak sebelum hingga penyelenggaraan puncak haji. Menurut Subhan pada 16 Juni 2024, pihaknya secara lebih intensif melakukan pembahasan dengan para pihak untuk mengantisipasi kepadatan Muzdalifah.

“Kami ajak diskusi pihak Kemenhaj, Naqabah (Organda Saudi), dan Masyariq. Kita matangkan langkah antisipasi agar sebelum terik matahari, jamaah sudah bergeser ke Mina seluruhnya,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid usai memantau pelaksanaan Wukuf di Arafah.

Diskusi ini diikuti para petinggi Kemenhaj, Naqabah, dan Masyariq. Sehingga keputusan bisa segera diambil agar kejadian 2023 tidak terulang. “Setelah berdiskusi, kita sepakat untuk mengambil langkah cermat dan cepat agar tidak terjadi kepadatan di jalur Muzdalifah-Mina. Baik PPIH, Kemenhaj, Naqabah, maupun Masyariq sepakat turun langsung ke lapangan untuk melihat perkembangan dan sekaligus ambil kebijakan,” jelas Subhan.

Sebagai contoh, lanjut Subhan, setelah melihat kondisi jalur Muzdalifah-Mina, otoritas Saudi sepakat untuk mengeluarkan bus tambahan. Bus ini akan mengangkut jamaah dari Muzdalifah menuju Mina melalui pintu belakang (kedatangan). “Upaya terus dilakukan agar jamaah bisa segera sampai Mina. Alhamdulillah sebelum terik, sudah tidak ada lagi jamaah di Muzdalifah,” tandasnya.

Baca Juga: Nurasik: Semangat Tak Terpadamkan dalam Menunaikan Ibadah Haji di Usia 82 Tahun

Penyiapan Petugas

Kesiapan petugas haji juga menjadi salah satu ikhtiar yang disiapkan PPIH dalam mempercepat pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina. Setidaknya lebih dari 425 petugas yang diterjunkan untuk membantu jamaah, baik pada saat kedatangan di Muzdalifah maupun pemberangkatan menuju Mina.

Sejak awal, mereka disiapkan untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji selama di Muzdalifah, termasuk memastikan ketersedian air minum. Mereka juga sejak awal diminta untuk dapat mengatur pergerakan jamaah saat kedatangan di dan pemberangkatan dari Muzdalifah.

“Jamaah di Muzdalifah terbagi dalam 73 maktab. Setiap maktab kita tempatkan enam petugas yang mengatur pergerakan jamaah dari pertama tiba sampai dengan saat mereka akan diberangkatkan kembali menuju Mina,” kata Subhan.

“Mereka datang lebih awal ke Muzdalifah, sebelum jamaah tiba, dan mereka tinggalkan tempat setelah memastikan seluruh jamaah di maktabnya masing-masing sudah bergerak dari Muzdalifah ke Mina,” tandasnya. (MCH 2024)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.