Antrean Unik di Jamarat: Barbershop dan Restoran Cepat Saji

oleh -0 Dilihat
cukur rambut jamarat
Antrean Jamaah Haji yang Tahalul atau Memotong Rambut Di Barber Shop Dengan Ongkos 30 Riyal (MCH 2024)

Makkah – Pada Minggu pagi, 16 Juni 2024, pukul 09.0, selain antrean untuk melontar jumrah, ada dua antrean lain yang menarik perhatian di sekitar Jamarat: antrean di barbershop dan restoran cepat saji Al-Baik.

Di sekitar Jamarat, terdapat banyak barbershop khusus untuk laki-laki. Tidak seperti di tempat cukur biasa yang menampilkan berbagai model rambut, barbershop di Jamarat hanya menawarkan satu pilihan: gundul.

Jika Anda meminta model rambut tertentu, hasilnya tetap sama: botak. Apalagi jika permintaan disampaikan dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah seperti Lombok, hasilnya tetap akan sama.

Terdapat ratusan tukang cukur yang bekerja di Jamarat, dengan tarif yang sama, yaitu SAR 30 atau sekitar Rp 129 ribu. Prosedurnya sangat sederhana: antre, bayar, duduk, dan cukur, semuanya selesai dalam waktu lima menit.

“Tarif resminya 30 riyal, tapi tadi saya bayar 30 riyal dikembalikan 10 riyal,” ujar Rohmat Hidayat, jemaah haji asal Depok, Jawa Barat, yang tampak senang setelah keluar dari barbershop di kawasan Jamarat, tepatnya di dekat terowongan menuju ke Syiyah, Makkah.

Semua rambut putih di kepalanya ia tinggalkan di barbershop itu, setidaknya pagi itu Rohmat tak lagi beruban.

Mencukur rambut hukumnya wajib bagi jemaah haji yang telah selesai melontar jumrah aqabah, yang dikenal dengan nama tahallul.

Baca Juga: Puncak Haji: Pentingnya Mematuhi Waktu Lontar Jumrah untuk Keselamatan Jemaah

Apakah wajib botak? Sebenarnya tidak, tetapi banyak jemaah haji laki-laki yang memilih untuk membabat habis rambut mereka.

Ada dua cara memotong rambut saat tahallul: halqu, yaitu mencukur sampai botak, dan taqshir, yaitu memendekkan rambut dengan memotong sebagian minimal tiga helai.

Kedua cara ini sah, bukan berarti haji yang gundul lebih sah daripada yang tidak gundul.

Lalu mengapa banyak yang memilih cukur sampai botak? Dalam sebuah hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah mendoakan ampunan tiga kali lebih banyak bagi orang yang mencukur sampai botak.

Rizal Akbar, seorang tukang cukur di salah satu barbershop di Jamarat, mengatakan bahwa selama musim haji, ia bisa mencukur 100 jamaah dalam sehari.

Barbershop tempatnya bekerja buka 24 jam pada 10-13 Zulhijah, dengan ratusan tukang cukur yang bekerja.

“Saya sudah 10 tahun jadi tukang cukur di sini,” kata Rizal dalam bahasa Inggris yang terbata-bata. Rizal lahir dan besar di Makkah, dan di luar musim haji, ia bekerja di barbershop dekat Masjidilharam.

Barbershop di Jamarat berada di sebuah gedung dengan papan nama yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Potong Rambut.

Di gedung itu, ada 12 barbershop berjejer, dan tukang cukurnya berteriak-teriak menawari setiap jemaah haji yang lewat.

Baca Juga: Komnas Disabilitas RI: Haji Ramah Lansia-Disabilitas Semakin Maju

Pisau cukur yang mereka gunakan juga bersih, dan kita bisa meminta pisau baru yang masih dibungkus plastik dengan mengatakan “new, please.”

Setelah membayar, jamaah akan diberi kupon seperti karcis parkir dengan harga resmi 30 riyal. Setelah itu, masuk ke salah satu barbershop untuk antre.

Begitu ada kursi kosong, jamaah segera duduk dan diberi kep (penutup badan) yang terbuat dari plastik. Tukang cukur akan membasahi rambut dan mengoleskan krim seperti mentega sebelum mulai mencukur.

Proses ini menggambarkan simbolisme dosa-dosa yang rontok bersama dengan helai demi helai rambut. (MCH 2024)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.