WHO: Bencana Katastropik Kelaparan Di Gaza, 9.600 Balita Mal Nutrisi Akut Dan Parah

oleh -0 Dilihat
Gaza
Anak-Anak Di Gaza Antre Mendapatkan Makanan, WHO Mengatakan Saat Ini 9.600 Anak Di Gaza Mengalami Kekurangan Gizi

Jakarta – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan keras mengenai krisis kemanusiaan di Gaza, dengan menyatakan bahwa banyak penduduk menghadapi “kelaparan yang mengerikan dan kondisi mirip kelaparan.”

“Sebagian besar populasi Gaza kini menghadapi kelaparan yang mengerikan dan kondisi mirip kelaparan,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Meskipun ada laporan peningkatan pengiriman makanan, Namun tidak ada bukti bahwa mereka yang paling membutuhkannya menerima makanan dalam jumlah dan kualitas yang cukup.” Ungkap Tedros

Tedros menyoroti bahwa lebih dari 8.000 anak di bawah usia lima tahun telah didiagnosis dan dirawat karena malnutrisi akut, termasuk 1.600 anak dengan malnutrisi akut parah.

Dia mencatat tantangan dalam memberikan layanan kesehatan yang diperlukan akibat ketidakamanan dan kurangnya akses, dengan hanya dua pusat stabilisasi untuk pasien malnutrisi parah yang saat ini beroperasi.

“Kemampuan kami yang terbatas untuk menyediakan layanan kesehatan dengan aman, ditambah dengan kurangnya air bersih dan sanitasi, secara signifikan meningkatkan risiko anak-anak yang mengalami malnutrisi,” tambah Tedros.

Baca Juga:Prabowo Tiba di Yordania, Akan Wakili Jokowi di Konferensi Tanggap Darurat Gaza

Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), sebuah badan Kementerian Pertahanan, telah lama menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sudah mencukupi.

COGAT mengklaim bahwa PBB dan lembaga bantuan belum berhasil secara efektif meningkatkan kapasitas distribusi.

Bulan lalu, organisasi bantuan World Central Kitchen melaporkan komunikasi yang berhasil dengan COGAT, menyatakan bahwa mereka telah mampu memasok berbagai dapur mereka di Gaza dengan bantuan yang dikirim melalui penyeberangan.

Selain krisis di Gaza, Tedros juga menunjukkan keadaan darurat kesehatan yang terpisah di Tepi Barat, di mana fasilitas kesehatan telah menjadi sasaran dalam hampir 500 serangan sejak 7 Oktober.

“Sementara perhatian dunia tertuju pada Gaza, ada juga krisis kesehatan yang meningkat di Tepi Barat, di mana serangan terhadap layanan kesehatan dan pembatasan pergerakan orang menghambat akses ke layanan kesehatan,” katanya.

Tedros mencatat bahwa banyak klinik di Tepi Barat hanya beroperasi dua hari dalam seminggu dan rumah sakit beroperasi sekitar 70% kapasitas. (DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.