Layanan Bus Shalawat 1445 H Berakhir Siang ini

oleh -0 Dilihat
bus shalawat
Layanan Bus Shalawat 1445 H berakhir 11 Juni 2024.(MCH 2024)

Makkah – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan menghentikan sementara layanan bus shalawat pada tanggal 11 Juni 2024, mulai pukul 12.00 siang waktu setempat.

Kementerian Agama telah menyiapkan bus shalawat untuk memfasilitasi jemaah haji Indonesia dalam perjalanan antara hotel dan Masjidil Haram. Bus ini beroperasi selama 24 jam sejak kedatangan jemaah di Makkah pada 22 Mei 2024, tanpa biaya.

Kepala Seksi Layanan Transportasi Daker Makkah, Syarif Rahman, menjelaskan bahwa penghentian sementara ini dilakukan karena bus shalawat akan dialihkan untuk pelayanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Hingga saat ini, total ada 7.088 unit bus shalawat yang digunakan untuk mengangkut jemaah Indonesia.

“Layanan bus shalawat akan berhenti sementara menjelang wukuf di Arafah, dimulai pada 4 Zulhijjah 1445 H atau 11 Juni 2024 pukul 12 siang. Masa tenang ini untuk persiapan wukuf di Arafah,” ujar Syarif Rahman saat ditemui di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Senin (10/06/2024).

Baca juga: Pentingnya Memahami Manasik Haji dan Menaati Larangan Ihram

Syarif menambahkan, tidak hanya bus shalawat yang akan ditarik oleh Naqabah (organda Saudi). Bus yang digunakan jemaah dari berbagai negara juga akan dialihkan untuk persiapan di Armuzna. Bus shalawat akan kembali beroperasi setelah kegiatan di Armuzna selesai, yaitu pada 15 Zulhijjah atau 20 Juni 2024.

Ia mengimbau jemaah haji Indonesia untuk memanfaatkan waktu ini untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik serta mental untuk puncak haji di Armuzna. “Masa tenang ini diharapkan dapat membuat jemaah lebih fokus dalam mempersiapkan diri untuk wukuf di Arafah, dengan lebih banyak beristirahat dan salat di akomodasi atau masjid terdekat,” katanya.

Jika ada yang ingin tetap ke Masjidil Haram, jemaah dapat menggunakan taksi, namun diingatkan bahwa ongkos taksi menjelang puncak haji akan naik dari hari-hari biasa. “Naik taksi bisa menjadi opsi, namun harus diketahui bahwa ongkos taksi semakin mahal menjelang puncak haji,” ujar Syarif.

“Kami tidak menyarankan untuk memaksakan diri ke Masjidil Haram agar dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk wukuf,” tambahnya.(Nurhaeni Amir/ MCH 2024)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.