Otoritas Gaza Membantah Klaim Israel Terkait Serangan Udara di Sekolah PBB

oleh -0 Dilihat
Gaza Dihancurkan Israel
Suasana Gaza yang Hancur Akibat Serangan Israel Yang Brutal (sumber: eye on palestine)

Jakarta – Otoritas di Gaza pada hari Jumat (7 Juni) membantah klaim dari tentara Israel yang menyatakan bahwa mereka telah membunuh militan Palestina dalam serangan udara di sebuah sekolah yang dikelola oleh PBB, yang digunakan sebagai tempat penampungan oleh ribuan orang yang mengungsi di kamp pengungsi Nuseirat.

Sebelumnya, tentara Israel merilis daftar 17 nama yang diklaim sebagai anggota kelompok perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Islam, yang berkumpul di sebuah ruangan di sekolah di Jalur Gaza tengah.

Namun, Kantor Media Pemerintah di Gaza menyatakan bahwa daftar Israel tersebut berisi nama-nama warga Palestina yang telah tewas sebelum serangan pada hari Kamis di kamp pengungsi Nuseirat.

Nama-nama tersebut termasuk Majd Darweesh, yang tewas pada hari Rabu oleh tentara di kamp pengungsi Maghazi; Maher Fadel dan Motasem Shaqra, yang keduanya tewas pada hari Rabu di kamp pengungsi Bureij; serta Jamil al-Maqadma, seorang pria tua yang meninggal pada tahun 2017.

Baca Juga: Ratusan Warga Israel Duduki Kompleks Masjid Al-Aqsa, Provokasi Muslim Palestina

Selain itu, Kantor Media Pemerintah di Gaza juga menyebut bahwa dalam daftar Israel tersebut terdapat tiga orang Palestina yang masih hidup, termasuk satu orang yang telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun.

Kantor media yang berbasis di Gaza juga merilis nama 12 anak yang tewas dalam serangan tersebut, selain sisa-sisa dua anak yang tidak diketahui identitasnya. Total setidaknya 40 warga Palestina yang mengungsi tewas dalam serangan itu.

Serangan mematikan ini memicu kecaman internasional dan dari PBB, dengan tuntutan untuk menyelidiki serangan tersebut. Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza sejak serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Sejak saat itu, lebih dari 36.700 warga Palestina telah tewas di Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan memasuki perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota Rafah di bagian selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum kota tersebut diinvasi pada 6 Mei.

(DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.