Alhamdulillaah, Sekarang Jemaah Haji Kita Bisa Dengar Khutbah Jumat Dalam Bahasa Indonesia

oleh -0 Dilihat
Khutbah Jumat
Yusuf Febian, Mahasiswa UIM Semester 5, Jurusan Syariah. Jelaskan Cara Menggunakan Penerjemah Khutbah Nabawi Dan Masjidil Haram Berbahasa Indonesia (MCH 2024)

Madinah – Jika Selama ini khutbah Jumat di Masjidil haram dan Masjid Nabawi menggunakan bahasa Arab yang tidak dimengerti semua jamaah, kini pengelola kedua masjid tersebut menyediakan penerjemah khutbah dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia.

“Daripada tidak paham sama sekali khotbah jumatnya, lebih baik mendengarkan terjemahannya,” kata Yusuf Febian, mahasiswa semester 5 jurusan Syariah di Universitas Islam Madinah.

Mahasiswa jurusan Syariah itu membagikan tips bagi jamaah haji Indonesia yang ingin memahami isi khotbah jamaah haji di Masjidilharam dan Masjid Nabawi. “Ada dua cara, lewat aplikasi radio atau lewat website,” kata Yusuf.

Fasilitas bagi jamaah ini, kata Yusuf, sudah ada sejak 2 tahun lalu. Ia membagikan tutorial tentang mendengarkan khutbah berbahasa Indonesia itu di Instagram Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah.

Ada dua cara untuk mendengarkan khutbah Jumat di Masjid Nabawi dan Masjidilharam versi bahasa Indonesia. Pertama melalui website https://manaratalharamain.gov.sa. Setelah itu klik tombol merah, lalu pilih masjid.

“Setelah dipilih masjidnya, tinggal pilih bahasa. Pilih saja bahasa Melayu,” kata Yusuf.

Ada banyak pilihan bahasa di website itu. Yakni Melayu, Prancis, Urdu, Inggris, China, Rusia, Turkiye, India, Hausa (Nigeria), dan Persia.

Baca Juga: Jemaah Haji Diimbau Jaga dan Gunakan Smart Card, Jangan Sampai Hilang

Cara kedua, kedua, kata Yusuf, menggunakan aplikasi radio. Tentu jamaah harus meng-install dulu aplikasi radio dari play store atau app store.

“Untuk Masjid Nabawi frekuensinya 99.0 FM. Sedangkan Masjidilharam, frekuensinya 90.50 FM,” kata alumnus Pondok Pesantren Ma’had Ihya As-Sunnah, Taksimalaya itu.

Yusuf mengingatkan agar jamaah memakai headset. Baik yang memakai kabel ataupun yang memakai Bluetooth. Tentu agar suaranya tidak mengganggu jamaah di sebelahnya.

Menurut Yusuf, suara yang didengar jamaah adalah suara penerjemah. Artinya tidak diterjemahkan oleh mesin. Rata-rata para penerjemah adalah mahasiswa Universitas Islam Madinah.

Termasuk para penerjemah bahasa Indonesia merupakan mahasiswa Indonesia. “Ada beberapa orang. Mereka bergantian,” kata Yusuf. (MCH 2024)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.