Cerita Saka Terpidana Kasus Vina Cirebon Saat Ditangkap Polisi, Dipaksa Mengaku Hingga Disiksa

oleh -0 Dilihat
Terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal didampingi kuasa hukumnya, Titin Prialianti.
Terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal didampingi kuasa hukumnya, Titin Prialianti di Program Bang Ex Napi Diskursus Network, pada Selasa (21/05/2024).

Jakarta- Mantan terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal menceritakan saat dirinya ditangkap dan dipaksa mengaku hingga disiksa oleh Polisi.

Saka mengaku bingung saat ditangkap bersama 7 orang lainnya dan dibawa ke Polresta Cirebon.

“Eka Sandi nyuruh adeknya isi bensin, terus adeknya minta temenin. Awalnya Saka gak mau, tapi yaudah Saka temenin sekalian main bola sore. Abis isi bensin motornya mau dianterin ke Eka Sandi, posisi Eka ada didepan SMP 11. Pas mau anterin motor ke Eka, Saka melihat sudah ramai-ramai pada ditangkapin,” kata Saka dalam program Bang Ex Napi di YouTube Channel Diskursus Net, pada Selasa (21/05/2024).

“Ini salah saya apa, saya gak tau apa-apa. Polisinya gak jawab samasekali. Saka juga bingung, Saka belum pernah bermasalah sama Polisi,” sambungnya.

Saat tiba di Polresta Cirebon, Saka dan 7 orang tersangka lainnya kemudian langsung dibawa masuk ke dalam ruangan. Diruangan tersebut, Saka dan tersangka lainnya mendapat penyiksaan dan dipaksa mengaku oleh Polisi.

“Langsung dimasukin ke ruangan gak tau ruangan apa, tapi bukan sel. Terus langsung dipukulin dan disiksa suruh mengakui. Saka juga bingung suruh ngakuin apa,” tuturnya.

Saka menyebut, dirinya dan 7 tersangka lainnya hampir setiap hari mendapatkan penyiksaan selama seminggu di Polresta Cirebon.

“Tiap hari juga gitu, dipukulin disetrum,” ungkapnya.

Tak hanya itu, tambah Saka, dirinya juga diperlakukan tidak wajar saat diberi makan oleh petugas Polisi di Polresta Cirebon.

“Walaupun Saka dikasih makan juga gak sewajarnya. Dikasih nasi bungkus dilempar ke lantai, diancam sama Polisinya suruh dimakan kalau gak dimakan dipukulin lagi,” terangnya.

Saka mengungkapkan, saat diperiksa oleh Polisi dirinya tidak didampingi oleh pihak keluarga maupun kuasa hukumnya, padahal saat itu masih berusia 15 tahun.

“Gak ada yang dampingin, sendiri aja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Saka mengaku, dirinya dipaksa mengaku oleh Polisi ikut memukuli korban Vina sebanyak satu kali.

“Saka itu harus mengaku ikut mukulin satu kali udah. Tapi beneran Saka gak ngelakuin samasekali. Kejadian aja pembunuhan saya gak tau, ada kecelakaan aja saya gak tau,” jelasnya.

Selain itu, Saka dan tersangka lainnya juga dipaksa untuk meminum air kencing yang diberikan oleh Polisi.

“Dan Saka juga disuruh minum air kencing, yang botol satu liter tuh, air kencing Polisi. Itu yang minum saya sendiri sama yang lainya juga,” pungkasnya.

Diketahui, Saka merupakan salah satu dari 8 orang tersangka yang dipidana setelah diduga terlibat dalam pembunuhan pasangan sejoli Vina dan Eki pada 2016 lalu. Saka sendiri, divonis dengan 8 tahun penjara sedangkan terpidana lainnya divonis penjara seumur hidup. (Ilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.