Diskursus Network- Kepiting tapal kuda mendadak jadi trending di media sosial X atau karena memiliki darah biru. Selain darah birua yang unik, kepiting ini yang juga dikenal dengan sebutan kepiting tapal kuda ini populer karena merupakan hewan purba.
“Dia namanya kepiting tapal kuda. Dia hewan purba dan sudah ada sejak lebih dari 400 juta tahun lalu. Warna darah dia biru (yang di gambar),” tulis salah satu warganet melalui akun forum diskusi (@convomfs), dikutip Senin (4/3/2024).
Salah satu alasan mengapa kepiting purba ini menjadi populer adalah karena salah satu balasan terungkap bahwa harga kepiting darah biru yang termasuk ke dalam kepiting tapal kuda ini sangat mahal, yakni Rp 734 juta per 3,7 liter.
dilansir dari laporan Business Insider satu galon darah kepiting tapal kuda memang sangat mahal dengan harga $60.000, yaitu sekitar Rp944,13 juta (dengan asumsi kurs Rp15.735/USD).
Pengenalan Unik Kepiting Tapal Kuda
Kepiting tapal kuda merupakan salah satu spesies tertua yang masih hidup di muka bumi, bertahan melalui berbagai era geologis selama lebih dari 450 juta tahun.
Namun, terlepas dari namanya, makhluk ini sejatinya bukanlah kepiting melainkan lebih dekat kekerabatannya dengan laba-laba dan kalajengking.
Aspek paling memukau dari kepiting tapal kuda terletak pada darahnya yang berwarna biru, sebuah karakteristik yang membedakannya dari sebagian besar kehidupan di planet ini.
Rahasia di Balik Warna Biru
Warna biru yang unik pada darah kepiting tapal kuda berasal dari hemocyanin, molekul pembawa oksigen yang berbasis tembaga, berbeda dengan hemoglobin berbasis besi pada manusia.
Kehadiran tembaga dalam hemocyanin memberikan darahnya warna biru ketika bereaksi dengan oksigen. Ini bukan hanya keunikan visual, tetapi juga berperan vital dalam fungsi biologis kepiting tapal kuda.
Keterkaitan dengan Ilmu Kedokteran
Lebih dari sekadar warna, darah kepiting tapal kuda memegang peranan penting dalam ilmu kedokteran.
Amebosit, sel dalam darahnya, sangat peka terhadap endotoksin bakteri gram-negatif, menjadikannya instrumen vital dalam pembuatan Limulus Amebocyte Lysate (LAL).
LAL digunakan secara luas dalam industri farmasi dan alat kesehatan untuk mendeteksi kontaminasi bakteri, memastikan keamanan produk bagi manusia.
Proses Pengambilan Darah
Prosedur pengambilan darah kepiting tapal kuda dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mengurangi dampak terhadap spesies.
Kepiting ditangkap dan sebagian darahnya diambil sebelum mereka dikembalikan ke habitat aslinya.
Meski diatur ketat, praktik ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan dan kesejahteraan kepiting tapal kuda, mengingat perannya yang krusial dalam ekosistem.
Peran Ekologis
Dari perspektif ekologis, kepiting tapal kuda adalah komponen kunci dalam rantai makanan pesisir.
Mereka menyediakan sumber makanan bagi banyak spesies dan proses bertelurnya yang masif memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan pesisir.
Kehilangan habitat, polusi, dan eksploitasi untuk keperluan medis menempatkan tekanan pada populasi kepiting tapal kuda.
Upaya Pelestarian
Mengingat pentingnya kepiting tapal kuda baik untuk ekosistem maupun ilmu kedokteran, upaya pelestarian menjadi sangat penting.
Inisiatif konservasi dan regulasi pengambilan darah telah diterapkan untuk melindungi spesies ini.
Selain itu, penelitian sedang berlangsung untuk mengembangkan alternatif sintetis dari LAL yang bisa mengurangi ketergantungan pada darah kepiting tapal kuda.
Kepiting tapal kuda yang berdarah biru adalah bukti nyata keajaiban alam dan interkoneksi antara spesies dengan kehidupan manusia.
Perlindungan terhadap makhluk luar biasa ini tidak hanya etis tetapi juga esensial untuk memastikan keseimbangan alam dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Dengan meningkatkan kesadaran dan terus menerus mengeksplorasi alternatif yang berkelanjutan, kita dapat menghargai dan melestarikan warisan alam ini untuk generasi yang akan datang.
