Stasiun Pengisian Hidrogen Hijau Pertama Di Indonesia Diresmikan

oleh -0 Dilihat
Hidrogen
Stasiun Hidrogen Hijau di Kebayoran, Jakarta

Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Subholding PLN Indonesia Power meresmikan stasiun pengisian hidrogen atau hydrogen refueling station (HRS) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Rabu (21/02/2024).

Direktur utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan HRS Kebayoran Lama ini menjadi stasiun pengisian hidrogen kendaraan pertama di Indonesia yang mampu memproduksi 128 ton hidrogen selama satu hari dan memasok 438 mobil hidrogen fuel cell dengan asumsi jarak tempuhn 100 KM per hari.

“Kami membangun hidrogen dari hulu yakni produksi di 21 pembangkit. Dalam hal ini, kami mampu memproduksi 128 ton green hydrogen selama setahun. Ini mampu memasok 430 mobil hydrogen fuel cell kalau dengan asumsi 100 kilometer per hari,” kata Darmawan.

Dirut PLN juga menyebutkan proyek ini sebagai lanjutan pemanfaatan hasil produksi hidrogen hijau dari 21 green hydrogen plant yang telah beroperasi sejak november 2023.

“Kami sudah membangun hulu, midstream, dan downstream di HRS,” sambungnya.

Dari 22 unit Hydrogen Plant yang ada, total kemampuan produksi hidrogennya sebanyak 203 ton per tahun dengan excess produksi sebesar 128 ton per tahun.

stasiun ini sekaligus hydrogen center, sebagai pilot project untuk proyek hidrogen lainnya di Indonesia. Selanjutnya, PLN akan mendalami visibility secara teknis, operasional, komersial dan regulasinya.

Baca juga: Heboh Asam Sulfat, Ini 5 Manfaatnya Bagi Kehidupan Sehari-hari

“Ini (HRS) hanyalah sebagai pilot project dengan tujuan bisa mendalami visibility secara teknis, visibility secara operasional, visibility secara komersial dan juga regulasinya seperti apa,” ujarnya.

PLN siap mendukung green transportation transformation baik itu EV (electrical vehicle) maupun fuel cells.

“Untuk itu, kami bangga beberapa bulan yang lalu kami sudah meresmikan produksi hidrogen yang ada di muara tawar, muara karang dan tanjung priuk,” katanya ketika meresmikan HRS.

Green hydrogen atau hidrogen hijau diproduksi menggunakan metode elektrolisis air yang bersumber dari listrik energi baru terbarukan atau EBT, produksi hidrogen kemudian disimpan di dalam hydrogen storage dan didistribusikan menggunakan pipa atau alat transportasi.

“Ada dua macam perkembangan teknologi menuju transportasi hijau yang rendah emisi, ada electric vehicle serta hidrogen dengan fuel cells, hal ini arahan dari pemerintah (melalui) kementerian SDM,” pugkas Darmawan.

Khusus untuk yang berbasis hydrogen, PLN klaim telah membangun rantai pasoknya dari hulunya melalui produksi di 22 pembangkit sebanyak 21 pembangkit berbasis pada gas fire power plant yang dialihkan menggunakan PLTS atap dan renewable energy certificate.

PLN sebutkan biaya untuk kendaraan dengan sumber energi hidrogen lebih murah daripada kendaraan bersumber energi lain.

“BBM itu harganya mahal, Rp1.300 /KM. Ini jauh lebih murah, hanya sekitar Rp270 sekian atau Rp300 saja p/KM,” tutupnya. (DN-P)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.