Jakarta – 3 Mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ditangkap petugas Polda Metro Jaya karena diangap provokator saat melakukan unjukrasa di area Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat hingga Jumat malam (20/10/2023).
Demonstran dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berada di barisan depan saat kerusuhan pecah dengan polisi, pukul 16.30 WIB. Saat penangkapan mahasiswa, aksi semakin memanas hingga koordinator aksi mendinginkan suasana pada pukul 18.00 WIB.
Aksi mahasiswa ini merupakan buntut putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres tetap 40 tahun kecuali yang berpengalaman menjadi Kepala Daerah. Massa membentangkan spanduk bertuliskan ‘Jokowi Mundur’ di patung kuda.
BACA: https://diskursusnetwork.com/2023/10/17/putusan-mk-2/
Hingga pukul 19.40 aksi masih berlanjut, pengunjukrasa membakar ban sambil menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”. Berulang kali koordinator aksi menyerukan arahan agar tidak mendekat aparat kepolisian.
“Teman-teman kita ini bukan melakukan aksi anarkis, teman-teman jangan merangsek ke hadapan polisi”, teriak koordinator aksi
Ratusan mahasiswa mengoleskan pasta gigi di wajahnya antisipasi tembakan gas air mata dari polisi. Spanduk bertuliskan ‘Jokowi Pengkhianat’ ada juga spanduk bertuliskan ‘Kemaren Paman Datang, Pamanku dari MK’. diangkat para mahasiswa, selain dari almamater kampus berwarna-warni, bendera Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) juga terus dikibarkan pengunjukrasa barisan depan.
Orasi terus dilakukan di kendaraan yag disebut mobil komando, “Apa yang harus dilakukan jika jawaban mereka normative kawan-kawan?” ujar orator yang dipanggil Faiz oleh orator lainnya, kemudian dijawab “Lawan”. seru para pengunjuk rasa.
Aksi perlahan bubar pada pukul 20.15 WIB setelah pengunjurasa menggaungkan sumpah mahasiswa. (DN)
