Musim Panen di Lampung Berakhir, Harga Gabah Naik

oleh -0 Dilihat
ilustrasi-gabah
ilustrasi-gabah

​​​​​Bandar Lampung – ​Harga gabah kering panen (GKP) di Provinsi Lampung pada tingkat petani naik,  karena musim panen akan berakhir.

“Harga jual gabah saat ini di tingkat petani sekitar Rp5.800 per kilogram atau naik dari musim panen sebelumnya yang hanya Rp5.300-Rp5.500/kg, ” kata Kates petani asal Palas Lampung Selatan, dikutip Kamis (18/5/2023)

Ia mengatakan harga gabah kering panen tersebut naik dari musim sebelumnya karena daerah Lampung Selatan, khususnya Kecamatan Palas merupakan wilayah terakhir yang panen pada musim tanam ini.

Menurut dia, petani menikmati harga yang sedang tinggi karena selama ini harga seringkali ditekan tengkulak akibat kurangnya pilihan akses pasar. Akibatnya keuntungan tidak banyak dinikmati petani.

Kates menjelaskan harga gabah yang lumayan tinggi tersebut dijual petani ke agen atau pembeli pemilik penggilingan lokal.

“Kami menjual gabah ke agen atau penggilingan lokal dan tak menjual ke pabrik luar daerah. Kalau dijual di sini dibeli agen dengan harga bagus kenapa harus jual ke luar,” kata dia pula.

Kanu petani di Sidomulyo Lampung Selatan mengatakan bahwa harga gabah kering panen saat ini lumayan tinggi, yakni sekitar Rp5.000 hingga Rp5.300 per kilogram untuk varietas Muncul.

“Saat ini harga gabah lumayan tinggi bila dibandingkan musim tanam lalu yang di bawah Rp5.000 per kg,” tambahnya.

Sementara itu, kenaikan harga dikeluhkan penyuplai gabah di luar Lampung Selatan (Lamsel) mengingat beberapa waktu terakhir tidak mampu lagi membeli gabah kering panen (GKP) di daerah tersebut karena harga jualnya yang sudah terlalu tinggi.

“Harga rata-rata GKP petani di kawasan tersebut kini mencapai Rp5.800 per kg dan harga di pabrik Rp6.100 per kg. Harga tersebut juga sama dengan harga di pabrik luar daerah,” kata salah seorang penyuplai gabah di Lampung Selatan, Rayon Timur, di Palas Lampung Selatan.

Ia mengatakan, dampak dari tingginya harga menyebabkan pembeli dari luar daerah memilih mundur karena harga beli sudah tidak masuk dengan harga jual beras di pasaran sebesar Rp10.700 per kg.

Penyuplai di Lampung lebih memilih memasok ke pabrik penggilingan setempat karena harganya sama dengan pabrik di luar daerah dan ongkos kirimnya lebih murah. Sebagai gambaran, ongkos kirim ke Serang Banten saat ini mencapai Rp3 juta per mobil, sedangkan biaya kirim ke Metro Lampung hanya Rp1,3 juta per mobil. Hal itu menyebabkan gabah dari Lampung Selatan lebih banyak dibeli oleh lokal.

“Tak hanya satu-dua pembeli dari luar daerah yang tidak mampu menyerap, hampir semua mengalami hal yang sama,” kata dia saat ditemui.

Lampung Selatan saat ini menjadi incaran penyuplai lokal dan luar daerah untuk membeli gabah petani karena menjadi daerah terakhir yang panen pada musim tanam ini.

Selain itu juga ada beberapa wilayah di Lampung dan luar daerah yang mengalami gagal panen. Hasil gabah Lampung Selatan juga disebut sangat baik sehingga disukai pasar. Tidak hanya saat ini, wilayah tersebut sebenarnya sudah sejak lama menjadi daerah penyuplai beras ke berbagai daerah, seperti Indramayu, Cirebon, Subang, Cianjur, Serang, Balaraja hingga Medan. (red)

Baca : Sepanjang Januari-April, Dinkes Lampung Selatan Mencatat Ada 62 Kasus DBD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.