Empat Tahun Ditahan, Akhirnya Mesir Bebaskan Jurnalis Al Jazeera

oleh -0 Dilihat
(ilustras)
(ilustras)

Diskursus Network – Jurnalis Al Jazeera, Hisham Abdelaziz, dibebaskan setelah hampir empat tahun menjalani penahanan pra sidang di Mesir, seperti diberitakan stasiun TV yang berbasis di Doha tersebut pada Senin waktu setempat.

Jurnalis Mesir yang bekerja di unit Mubasher Al Jazeera itu dibebaskan pada Senin pagi (1/5).

Abdelaziz merupakan salah satu wartawan yang ditangkap di Mesir pasca pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada 2013 yang melengserkan Presiden Mohammed Morsi.

Menurut Al Jazeera, Abdelaziz ditangkap pada Juni 2019 selagi bepergian dari Qatar menuju Kairo untuk mengunjungi keluarga.

Hingga kini belum ada konfirmasi apa pun dari otoritas Mesir terkait pembebasan tersebut.

Jurnalis Al Jazeera lainnya, Bahaa Eldin Ibrahim dan Rabie el-Sheikh, kini masih ditahan di Mesir, menurut lembaga penyiar Qatar tersebut.

Diketahui bahwa, pembebasan dilakukan usai Mesir, bagian dari sebuah blok negara-negara Teluk, melakukan rekonsiliasi dengan Qatar usai terjadinya kekisruhan diplomatik beberapa tahun lalu.

Hussein ditahan otoritas Mesir atas tuduhan “menyebarkan informasi palsu” dan memiliki afiliasi dengan grup terlarang Ikhwanul Muslimin. Tuduhan semacam itu digunakan Mesir kepada sejumlah jurnalis sejak Abdel Fattah Al-Sisi menjadi presiden di negara tersebut pada 2014.

Anak perempuan Hussein, Azzahraa Hussein, mengonfirmasi bahwa sang ayah sudah tiba di rumah pada Sabtu malam.

“Selama empat tahun, ayah saya tidur di lantai sebuah penjara kecil. Ia ditahan selama 22 jam dalam satu hari,” kata Azzahraa, dilansir dari laman DW pada Minggu, 7 Februari 2021. Ia menuduh Pemerintah Mesir memperlakukan buruk para tahananya.

Democracy for  the Arab World Now (DAWN), sebuah organisasi nirlaba di bidang kebebasan pers, mengatakan bahwa gaya pelaporan Hussein yang kritis telah menjadikannya sasaran empuk Pemerintah Mesir.

Mesir sejak lama menuduh Al Jazeera melakukan peliputan secara bias terhadap isu-isu politik dalam negeri. Tidak hanya itu, Kairo juga menuduh Al Jazeera bermitra dengan Ikhwanul Muslimin.

Al Jazeera membantah keras memiliki kaitan apapun dengan grup terlarang tersebut.

Kelompok Reporters Without Borders mendeskripsikan Mesir sebagai “salah satu negara yang paling banyak memenjarakan jurnalis.” Pada 2020, Mesir berada di urutan 166 dari total 180 negara dalam daftar Indeks Kebebasan Pers Dunia. (Ant/Red)

Baca : Di Hari May Day, Pemprov Minta Perusahaan Kesejahteraan Para Pekerja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.