BMKG Imbau Waspada Gelombang Tinggi 17-18 Januari 2023

oleh -0 Dilihat
Gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah pesisir di Indonesia, salah satunya perairam Teluk Lampung wilayah Selatan dan Barat, BMKG telah mengeluarkan himbauan ke pada masyarakat yang beraktivitas di pesisir agar waspada potensi gelombang tinggi masih terjadi (17/1/2023)
Gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah pesisir di Indonesia, salah satunya perairam Teluk Lampung wilayah Selatan dan Barat, BMKG telah mengeluarkan himbauan ke pada masyarakat yang beraktivitas di pesisir agar waspada potensi gelombang tinggi masih terjadi (17/1/2023)

Diskursus Network – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat di wilayah pesisir agar waspada gelombang tinggi yang diprakirakan akan tejadi di tanggal 17-18 Januari 2023

Dalam himbauan yang dikeluarkan oleh BMKG melalui laman resminya, pada Selasa (17/1/2023), Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo mengingatkan kepada warga yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Diungkapkannya bahwa potensi terjadinya gelombang tinggi seiring dengan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

Kecepatan angin tertinggi, terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian barat dan tengah dan perairan utara Pulau Jawa.

“Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi,” katanya.

Dia melanjutkan, gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kep. Mentawai, perairan P. Enggano-Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh-Mentawai, Teluk Lampung bagian selatan, perairan selatan P. Sumbawa-P. Sumba, Selat Alas dan Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan P. Sawu-P. Rotte, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan NTT.

Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di perairan Kep. Anambas-Kep. Natuna, Laut Natuna, perairan timur Bintan, perairan Bangka Belitung, Selat Karimata bagian utara, Laut Jawa, perairan utara Jawa Barat-Jawa Timur.

Kemudian, perairan selatan Kalimantan, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, perairan Bitung-Kep. Sitaro, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Kep. Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Raja Ampat-Jayapura, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Jayapura, Laut Arafuru selatan Merauke.

Sementara untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan P. Jawa-P. Lombok, Selat Bali dan Lombok bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTB, Laut Natuna Utara.

Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo meminta untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m). (Ant/DN)

Baca :  Dorr!!! DPO Kasus Jambret Di Hadiahi Timah Panas Oleh Polisi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.