Lampung Akan Beralih ke BBN Biodiesel, Apakah Kalian Sudah Siap?

oleh -0 Dilihat
biodiesel reuters msl
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung khususnya mendukung penerapan bahan bakar nabati biodiesel B35 sebagai alternatif penggunaan bahan bakar fosil yang akan resmi diterapkan pada 1 Februari yang akan datang.(11/1/2023)

Diskursus Network – Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak (BBM) impor membuat ekonomi Indonesia rentan terpengaruh gejolak harga minyak. Ketika impor BBM terus meningkat, maka transaksi berjalan tertekan, cadangan devisa tergerus dan nilai tukar rupiah dalam kondisi rawan.

Oleh sebab itu, saat ini pemerintah tengah berupaya mencari alternatif bahan bakar pengganti BBM impor yang berbasis fosil. Salah satunya mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) berbasis sawit seperti biodiesel dan bahan bakar biohidrokarbon.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung khususnya mendukung penerapan bahan bakar nabati biodiesel B35 sebagai alternatif penggunaan bahan bakar fosil yang akan resmi diterapkan pada 1 Februari yang akan datang.

“Program penggunaan biodiesel sebagai alternatif bahan bakar ini memang menjadi program pemerintah pusat, jadi daerah mendukungnya,” ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi, di Bandar Lampung, Rabu (11/1/2022).

Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen (B35) tersebut diharapkan mampu menghemat anggaran serta menjadi alternatif penggunaan bahan bakar.

BBN jenis biodiesel sudah melewati banyak penelitian dan kajian di pusat, yang diharapkan bisa lebih hemat sebab untuk membeli BBM bisa sampai Rp500-700 triliun dan jika bisa berlalih ke BBN tentunya bisa jauh lebih baik.

Menurutnya, dengan adanya hal tersebut juga dapat membantu memberikan nilai tambah melalui hilirisasi industri pertanian dalam negeri, namun dengan tetap memperhitungkan kelestarian lingkungan.

“Dengan penggunaan sawit ke solar menjadi biodiesel, semoga nanti akan ada juga pencampuran di bahan bakar lain seperti premium sehingga akan banyak alternatif bahan bakar untuk masyarakat,” tambahnya.

Sebelumnya pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menegaskan bahwa penggunaan bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan persentase 35 persen (B35) yang dicampurkan pada BBM jenis solar akan mulai diberlakukan pada 1 Februari 2023 mendatang.

Keputusan itu diperkuat melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 205.K/EK.05/DJE/2022 tentang penetapan badan usaha bahan bakar minyak dan bahan bakar nabati jenis biodiesel serta alokasi bahan nabati jenis biodiesel untuk pencampuran bahan bakar minyak jenis solar periode Januari sampai Desember 2023.

Berlakunya aturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan, dan diproyeksikan pula adanya program B35 akan ada peningkatan kebutuhan B100 sebanyak 1,9 juta kiloliter. Dan alokasi biodiesel pada 2023 tercatat sebanyak 13,14 juta kiloliter. (Ant/DN)

Baca : Dinilai Tidak Adil, Ratusan Driver Maxim Demo Tuntut Perbaikan Sistem

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.