Gubernur : Optimis Kopi Bubuk Dipasarkan Secara Luas

oleh -0 Dilihat
Ini Yang Perlu Diketahui Jika Rutin Minum Kopi Setiap Hari
Minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari dikaitkan dengan kemungkinan hidup lebih lama, demikian menurut studi baru para peneliti di Australia.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi optimistis kopi bubuk Lampung mampu dipasarkan secara luas melalui optimalisasi hilirisasi komoditas lokal itu.

“Sebagai penghasil kopi, tentu kita akan lebih menekankan pada hilirisasi karena ini akan meningkatkan nilai jual komoditi kopi Lampung,” ujar Arinal Djunaidi, di Bandar Lampung, Jumat (14/10/2022)

Ia mengatakan, selama ini kopi Lampung banyak dijual keluar negeri atau dalam negeri hanya berbentuk biji sehingga melalui hilirisasi dapat diproduksi pula produk turunannya berupa kopi bubuk.

“Untuk kepentingan dalam negeri kita akan bangun industri kopi bubuk, dan optimis kopi bubuk Lampung dengan kemasan yang baik dapat dipasarkan secara luas di dalam negeri atau di ekspor,” katanya.

Menurut dia, kopi bubuk Lampung dalam kemasan juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang tidak memproduksi kopi.

“Bisa kita pasok ke daerah bukan penghasil kopi, dengan kemasan premium jadi bisa langsung dinikmati. Sebab selama ini kopi produksinya melimpah tapi nilai tambahnya tidak ada karena tidak dimanfaatkan dengan baik,” ucapnya.

Dia menjelaskan, rencana pengembangan rantai pasok kopi Lampung yang menghasilkan nilai tambah akan disandingkan dengan beragam kebijakan pendukung.

“Ini nanti juga akan meningkatkan pendapatan petani kopi di desa, tapi semua harus lebih agresif dalam menjaga kualitas, memelihara, mengembangkan komoditi yang menjadi kebanggaan Lampung,” ujar dia.

Tanggapan positif atas adanya rencana perluasan pemasaran produk kopi Lampung melalui skema hilirisasi kopi robusta Lampung dikatakan oleh salah seorang petani kopi asal Lampung, Ansori.

“Kalau bisa dibuat bubuk dengan harga yang lebih tinggi dari pada jual biji, petani mendukung rencana itu,” kata Ansori.

Ia mengatakan, dengan pemasaran produk kopi bubuk Lampung yang dibantu oleh pemerintah daerah secara luas menjadi salah satu solusi mencegah adanya kerugian petani kopi bila harga kopi turun.

“Bisa jaga-jaga kalau misalkan harga kopi turun, jadi kita bisa jual bentuk bubuk, terlebih lagi kalau yang memasarkan dibantu pemerintah daerah jadi lebih luas,” ucap dia pula.

Lampung sebagai daerah penghasil kopi robusta kini telah banyak berkembang beragam produk kopi bubuk olahan IKM ataupun petani secara mandiri.

Harga kisaran kopi robusta petik merah bubuk Lampung yang diusahakan oleh IKM dan petani tersebut berkisar Rp25.000 hingga Rp50.000 rupiah per kemasan 200 gram. (Red, DN)

Baca : Kejaksaan Sidik Dugaan Korupsi di Pasar Gudang Lelang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.