Kandungan BPA di Galon Isi Ulang Berbahaya? Ini Penjelasannya!

oleh -0 Dilihat
Kandungan BPA di Galon Isi Ulang Berbahaya? Ini Penjelasannya!
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia mengatakan belum ada bukti BPA galon isi ulang dapat mempengaruhi kesehatan

Diskursusnetwork- Kandungan BPA atau Bisfenol-A pada air minum dalam kemasan (AMDK), seperti galon isi ulang, dinilai membahayakan kesehatan jika melebihi ambang batas yang ditentukan. Menanggapi hal ini, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan belum ada bukti bahwa bahan Bisfenol A (BPA) yang terdapat dalam kemasan galon isi ulang dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan kanker.

“BPA belum bisa dikaitkan dengan kanker karena datanya belum ada, data belum cukup,” kata Aru di Jakarta.

Aru mengatakan perlu data yang lebih banyak lagi dalam beberapa tahun ke depan sampai bisa disimpulkan apa dampak kesehatan setelah minum air dari galon guna ulang yang berbahan plastik keras polikarbonat.

Belakangan muncul polemik seputar Bisfenol A (BPA) yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, bahkan kanker dan gangguan hormonal seperti kemandulan.

Sejauh ini belum ada riset yang konklusif terkait dampak BPA terhadap kesehatan, dan belum ada riset yang relevan dengan kondisi di Indonesia.

Sejumlah badan kesehatan terkemuka dari seluruh dunia (termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, Health Canada, Otoritas Keamanan Pangan Eropa dan Standar Makanan Australia Selandia Baru), menyatakan bahwa paparan BPA tidak menimbulkan risiko kesehatan atau masalah keselamatan bagi orang-orang dari segala usia.

BPA adalah zat yang terdapat dalam kemasan, biasanya kaleng atau plastik. Fungsinya untuk memperkuat daya tahan kemasan sehingga bisa digunakan ulang. Komposisi BPA dalam wadah atau kaleng ini sangat kecil dan tidak mudah untuk terurai.

Alih-alih BPA, penyakit kanker lebih banyak disebabkan oleh tiga faktor yang berkaitan dengan gaya hidup dan ini sudah dibuktikan melalui bukti ilmiah, yakni obesitas, gaya hidup kurang olahraga, dan pola makan tidak sehat.

Selain tiga faktor tersebut, faktor lain seperti zat kimiawi dari lingkungan pengaruhnya sangat kecil, hanya sekitar 2 persen.

“Isu rokok lebih penting dikaitkan dengan kanker dibandingkan BPA. Sekali lagi, masih ada konflik data terkait BPA menyebabkan kanker,” kata Aru.

Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam temuannya mengungkapkan, kandungan BPA di atas ambang batas yang ditentukan bisa berdampak pada kesehatan balita dan risiko infertilitas (gangguan kesuburan) pada orang dewasa. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.