Ini Penjelasan Entomolog Kesehatan Soal Penyakit Zoonosis

oleh -0 Dilihat
Ini Penjelasan Entomolog Kesehatan Soal Penyakit Zoonosis
Entomolog kesehatan Kementerian Kesehatan Sugiarto mengatakan bahwa adanya perubahan iklim secara tidak langsung dapat mempengaruhi persebaran penyakit zoonosis.

Bandarlampung- Entomolog kesehatan Kementerian Kesehatan Sugiarto mengatakan bahwa adanya perubahan iklim secara tidak langsung dapat mempengaruhi penyebaran penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya.

Penyebaran penyakit semacam ini yang biasa disebut penyakit zoonosis disebabkan oleh mikroorganisme parasit yang dapat berupa bakteri, virus, jamur, serta parasit seperti protozoa dan cacing. Penularan dapat melalui 3 cara yaitu langsung, tidak langsung dan konsumsi.

“Isu perubahan iklim ini memang luas tidak terbatas pada persebaran penyakit zoonosis, tetapi memang ini juga bisa cukup berpengaruh,” ujar drh. Sugiarto, saat melakukan pemeriksaan vektor di KKP Kelas II Panjang, di Bandarlampung.

Ia mengatakan adanya perubahan iklim dapat berpengaruh dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung terhadap persebaran penyakit.

“Kalau untuk zoonosis ini sifatnya tidak langsung atau harus ada populasi vektor pembawa penyakit yang terpengaruh perubahan iklim, seperti contohnya malaria terjadi akibat adanya kenaikan suhu yang menyebabkan nyamuk terinfeksi parasit plasmodium menularkan ke manusia,” ucapnya.

Dia menjelaskan, perubahan iklim seperti perubahan suhu udara, kebakaran hutan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi persebaran penyakit zoonosis ke manusia.

“Dengan ada ekosistem yang sehat tentu akan berimplikasi terhadap kesehatan hewan dan terutama manusia. Sehingga persebaran penyakit zoonotik yang biasa disebarkan dari hewan liar bisa sampai ke manusia bisa dicegah,” kata dia.

Menurut dia, untuk melakukan mitigasi adanya penularan penyakit zoonosis, kegiatan surveilans terhadap vektor pembawa penyakit terus dilakukan, salah satunya di Lampung.

“Kalau dari sisi kesehatan tentu kegiatan surveilans terhadap vektor pembawa penyakit seperti rodent (tikus) atau nyamuk untuk menemukan asal mula penyakit. Tapi dari sisi lingkungan perlu pula menjaga agar perilaku kita tidak menyebabkan perubahan iklim yang mengganggu populasi vektor,” tambahnya.

Ia melanjutkan, selain itu perlu pula peranan masyarakat selain menjaga ekosistem agar tidak menyumbang perubahan iklim, juga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.

“Menerapkan pola hidup sehat, selalu menjaga kebersihan lingkungan dan ekosistem juga jadi salah satu upaya mengantisipasi adanya persebaran penyakit zoonosis,” kata dia lagi. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.