IDI Bandar Lampung Sebut Pemecatan Dokter Terawan Tak Terkait Vaksin Nusantara

oleh -4 Dilihat
IDI Bandar Lampung soal pemecatan dokter Terawan
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menghadiri prosesi Pengukuhan Guru Besar di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022)

Bandar Lampung – Kekisruhan soal pemecatan mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) masih jadi perbincangan.

Akibat sejumlah pelanggaran yang dilakukannya, dokter Terawan sebenarnya telah dijatuhi sanksi berat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) saat Muktamar IDI XXX tahun 2018 di Samarinda.

Hal ini diungkap Dewan Pembina Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Bandar Lampung, dr. Aditya M Biomed  yang menyebut pemecatan dr. Terawan tidak ada nada kebencian atau pun perseteruan.

“Saya ikut dalam kongres tersebut, kebetulan saya berada di Komisi D hukum dan disiplin yang membahas langsung masalah ini. Dalam rapat tersebut ada pro dan kontra,” ungkapnya melalui sambungan telpon pada Kamis (31/3/2022).

dr. Aditya mengatakan, IDI tidak mempermasalahkan vaksin Nusantara, karena yang memberikan izin langsung dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). IDI hanya mempermasalahkan metode cuci otak yang dilakukakannya.

Dokter Terawan dalam permasalahan cuci otak ini lanjut dr. Aditya, didamping Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) IDI untuk melakukan pembelaan.

“Setiap dokter yang dipanggil MKEK, selalu didampingi oleh BHP2A untuk memberikan pendampingan serta pembelaan,” ungkapnya.

Namun, seiring berjalannya waktu sejak rekomendasi pemecatan di tahun 2018 hingga Muktamar IDI XXXI Banda Aceh 2022, dokter Terawan tidak hadir.

Pemanggilan yang sudah dilakukan enam kali, lanjut dr. Aditya,  tidak pernah dihadiri dokter Terawan, hingga akhirnya di Aceh digelar sidang khusus membahas masalah ini.

“Kita sangat menghargainya, kita bukan menghambat tapi mempunyai kewajiban moral guna menjamin hak-hak dokter dan keselamatan pasien. Kita meminta penjelasan metode cuci otak secara ilmiah bukan berdasarkan testimoni, apa lagi metode ini telah dilakukan kepada 40 ribu pasien,” ungkapnya.

Harusnya menurut IDI, dr. Terawan datang dan menjelaskan secara ilmiah bagaimana cara kerja metode ini.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantu proses mediasi antara Ikatan Dokter Indonesia dan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sehubungan dengan masalah pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI. Medisasi dibutuhkan agar energi tenaga kesehatan bisa difokuskan untuk kegiatan prioritas. (Roy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.