Di Tahun 2021, Ekspor Pertanian Lampung Meningkat 36,61 Persen

oleh -3 Dilihat
WhatsApp Image 2022 03 07 at 10.36.29
Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung melakukan pemeriksaan

Bandar Lampung – Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil produk pertanian dan perkebunan di Indonesia, kualitas produknya pun mampu menembus pasar ekspor dunia.

Sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor pertanian Lampung adalah China, Jepang, Inggris, Amerika, dan banyak negara lainnya.

Berdasarkan data dari Indonesia Quarantine Full Automation System (Iqfast), Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Karantina Pertanian Lampung pada Senin (7/3/2022), tahun 2021 ekspor produk pertanian Lampung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2020.

Peningkatan ekspor pertanian Lampung tahun 2021 meningkat 36,61 persen atau sebesar 3.762 triliun rupiah jika dibandingkan dengan tahun 2020, atau mengalami peningkatan sebesar 72,06 persen senilai 5.878 triliun rupiah dibanding tahun 2019.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Muh. Jumadh mengungkapkan, saat ini komoditas ekspor unggulan Lampung adalah kopi, tapioka, nanas, dan lada. Meski demikian, pendampingan oleh Karantina Pertanian Lampung terhadap produk potensial ekspor lainnya terus dilakukan.

“Tahun 2021 Lampung berhasil melakukan ekspor buah manggis segar untuk pertama kalinya ke Eropa. Kedepannya Karantina Pertanian Lampung akan melakukan pendampingan untuk produk nanas agar dapat menembus pasar China,” ujarnya.

Jumadh menjelaskan, meski mengalami peningkatan, ada juga beberapa kendala yang harus dihadapi saat ekspor produk pertanian Lampung. Diantaranya produk pertanian yang akan diekspor harus memenuhi persyaratan dari negara tujuan.

Produk harus bebas dari hama penyakit yang dipersyaratkan, serta bebas cemaran kimia lainnya. Jika produk pertanian yang dikirim tidak memenuhi standar atau persyaratan dari negara tujuan, maka produk pertanian ini akan dikembalikan lagi ke daerah asal atau dalam hal ini Provinsi Lampung. Ini dikenal dengan reekspor.

“Tahun 2021 ada beberapa produk pertanian kita yang sempat dikembalikan oleh negara tujuan. Dari notifikasi atau catatn yang diberikan, ternyata saat sampai di negara tujuan produk tersebut tidak memenuhi persyaratan, sehingga harus dipulangkan. Namun itu tidak banyak,” jelas Jumadh.

Ia mengungkapkan, untuk mendukung peningkatan ekspor produk pertanian di Provinsi Lampung ini semua instansi yang berkaitan memang perlu terus bersinegi.

“Mari di tahun 2022 ini kita bersama-sama dorong ekspor pertanian Lampung,” tutup Jumadh. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.