Bandar Lampung – Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan, yang berimbas pada pedagang bakso yang harus berstrategi agar biaya produksi tidak tinggi.
Harga daging sapi dalam kurun waktu dua tahun berkisar Rp110 ribu hingga Rp115 ribu per kilogram, namun dalam sepekan terakhir harga daging sapi dijual dalam rentang Rp125 hingga Rp130 ribu per kg.
Dengan tingginya harga daging sapi, pedagang bakso terkena dampak secara langsung sebab 80 persen olahan makanan ini berbahan dasar daging sapi.
Pedagang bakso keliling di Bandar Lampung pada Kamis (3/3/2022), Sunedi mengungkapkan tingginya harga daging sapi berpengaruh terhadap biaya produksi bakso.
Ia mengaku dalam satu hari biasa mengolah enam hingga tujuh kilogram, tapi sekarang hanya empat sampai lima kilogram saja.
“Sekarang saya mengurangi jumlah dagingnya, jika harga daging stabil bisa membawa 120 mangkok, sekarang hanya membawa 80 mangkok,” ungkapnya ditemui saat berdagang keliling.
Dalam satu hari dirinya bisa mendapatkan Rp500 ribu jika semuanya laku, per mangkok dibandrol dengan harga Rp10.000. Dengan kondisi daging sapi seperti saat ini, pendapatan kurang dari itu.
“Saya tidak mengurangi rasa atau adonan, agar pelanggan tidak kabur. Hanya saja jumlah bakso yang dibawa tidak sebanyak kemarin, saya berharap kondisinya cepat pulih lagi karena sudah terdampak COVID-19 ditambah harga daging sampai naik,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Ardi pengelola Bakso Eko, diungkapkannya dalam satu hari warung bakso yang dikelolanya menghabiskan 12 kilogram daging sapi.
“Tingginya harga daging sapi sangat berpengaruh sekali, tapi kami tidak menurunkan jumlah daging sehingga rasa tidak berubah. Harga bakso pun tetap sama,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, harga dagging sapi kembali normal agar keuntunganya bisa stabil kembali, untuk saat ini keuntungan yang didapat sangat tipis, apalagi permangkok dijual dengan harga Rp16.000 hingga Rp22.000 perporsi. (Red, DN)
