Bandar Lampung – Permintaan gas tiga kilogram subsidi mulai meningkat paskainstruksi PT Pertamina (Persero) atas kenaikan harga untuk gas non subsidi ukuran 12 kg dari Rp165.000 saat ini menjadi Rp189.000.
Ahmad Suwardi selaku sales agen LPG di Kota Tapis Berseri membenarkan, untuk gas tiga kilogram mulai ramai permintaannya dan ini dibarengin dengan stok yang melimpah dari PT. Pertamina.
“Iya benar, sudah naik sejak kemarin minggu, untuk ukuran 5,5 kg dari Rp. 79,000 sekarang Rp. 91,000. Lalu untuk gas tiga kilogram permintaan yang naik, tapi ini khusus untuk kalangan menengah tidak untuk pembeli yang membawa mobil,” jelas Faisal, Selasa (1/3/2022).
Untuk stok gas sampai dengan saat ini masih normal, pengiriman barang dari pertamina pun tidak ada keterlambatan.
“Sejak gak non subsidi naik, akan terjadi penurunan penjualan dan dikhawatirkan akan ada pengurakan pendistribusian dari PT. Pertamina.
“Dikhawatirkan dalam satu minggu kedepan masyarakat berlih dari yang biasa pakai gas 12 kg menjadi 3 kg, tapi kita tetap komitmen untuk mendistribusikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Untuk gas tiga kilogram, sampai dengan saat ini pengirman masih norman akan tetapi dengan stok terbatas.
Perlu diketahui, bahwa sejak hari Minggu, 27 Februari 2022 harga gas LPG non subsidi resmi dinaikan PT Pertamina (Persero). Naiknya, harga elpiji non subisidi merupakan hasil penyesuaian Pertamina dengan harga minyak dan gas bumi di pasar global.
“Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 dollar AS/metrik ton, naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021,” ungkap Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting dalam keterangan resmi,
BACA : Siasati Biaya Produksi Ukuran Tempe Diperkecil
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa Harga elpiji non subsidi yang naik berlaku untuk LPG jenis Bright Gas ukuran 5,5 kilogram. Kenaikan harga elpiji non subsidi juga berlaku untuk LPG jenis Bright Gas ukuran 12 kilogram dan LPG 12 kilogram. (Red, DN)
