Pentingnya Mengajarkan Empati Pada Anak Lewat Bermain dan Berbagi

oleh -3 Dilihat
pexels anna shvets 3771604
Kebiasaan untuk berbagi dipupuk sejak dini agar anak tumbuh menjadi pribadi yang dermawan dan memiliki rasa empati tinggi terhadap sesama.

Diskursus Netwrok-Mengajarkan anak untuk memiliki rasa simpati dan empati dengan sesama sejak dini penting dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh Psikolog anak dari Universitas Indonesia Anastasia Satriyo, M.Psi.

Menurut Anastasia melalui keterangan yang dikutip pada Sabtu, salah satu caranya adalah selain dengan bermain bersama, juga dengan membiasakan untuk berbagi kepada teman maupun siapapun yang membutuhkan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa anak belajar untuk berbuat kebaikan melalui quality time bersama dan mencontoh dari orangtuanya.

“Baiknya kebiasaan untuk berbagi dipupuk sejak dini agar sang buah hati dapat tumbuh menjadi pribadi yang dermawan dan memiliki rasa empati tinggi terhadap sesama,” kata Anastasia (13/11/2021).

Anastasia mengatakan, orangtua bisa mengajarkan anak melalui permainan yang menyenangkan dan tidak memaksa, hal ini akan membuat anak ingat akan memiliki keinginan untuk mengulang berbuat baik ke depannya.

Anastasia juga berbagi tips melatih anak untuk berbuat kebaikan. “Pertama, menggunakan kata-kata atau kalimat yang baik dan mengapresiasi perilaku anak yang baik, lalu bisa juga orang tua bermain role play menggunakan figur dan mainan yang konkrit,” kata dia.

Kiat selanjutnya, orang tua bisa mengajak anak bermain sambil mengenalkan beragam nama emosi pada buah hati.

“Dalam beberapa permainan biarkan anak memegang kendali. Anak yang mendapatkan kesempatan untuk diikuti saat bermain akan lebih mudah berempati terhadap orang lain,” jelasnya.

Menambahkan, figur publik Tasya Kamila pun meyakini bahwa dengan bermain menggunakan mainan edukasi yang tepat, tanpa disadari sang anak pun belajar disaat yang bersamaan.

“Aku percaya bahwa proses belajar anak dimulai sejak mereka masih kecil sehingga harus memberikan mainan yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya,” kata Tasya.

“Bentuk pembelajaran anak pun biasa dilakukan dengan mencontoh orang tuanya, maka aku pun membiasakan untuk memperlihatkan perilaku atau kebiasaan baik agar anakku pun bisa melakukan hal yang sama. Seperti membiasakan anak untuk mau berbagi atau memberi dengan sesama, maka kami sebagai orang tua harus mencontohkannya terlebih dahulu,” imbuhnya. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.