Tagana Lampung Ajarkan Pelajar di Bandar Lampung SImulasi Hadap Bencana

oleh -3 Dilihat
tagana e1634102408921
Tagana Lampung/MI

Lampung – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Provinsi Lampung sukses mengadakan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS). Kegiatan ini berlangsung secara bergantian di seluruh sekolah kabupaten/kota se-Lampung, dan telah sukses terlaksana di 10 daerah.

Kegiatan TMS dilaksanakan di lingkungan panti sosial, sekolah swasat dan negeri, pondok pesantren, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), dan lainnya.

Koordinator Tagana Lampung Imam Setiawan mengatakan TMS ini sudah berjalan dan terlaksana antara lain di Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran, Way Kanan, Lampung Barat, Lampung Utara.

“Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi mengenalkan ancaman bencana kepada para pelajar agar selalu sigap dan tanggap terhadap kemungkinan terjadinya bencana,” ungkap Iwan pada Rabu (13/10/2021).

Selain sosialisasi Tagana dan bencana, kegiatan ini juga menekankan pada edukasi terkait materi pengenalan bencana, dan simulasi kebencanaan seperti  evakuasi dan cara menyelamatkan diri pada saat terjadi bencana, dan dilanjutkan praktikum.

“Pengenalan sampai dimana remaja mengenal bencana, karena tidak menutup kemungkinan bencana akan terjadi kapan saja dan tidak mengenal tempat. Jadi kalua suatu saat mereka keluar dari pondok dan masuk ke tempat yang rawan bencana seperti gempa, mereka sudah tahu harus berbuat apa,” paparnya.

“Jangan begitu terjadi goncangan sedikit sudah panik, terkadang kan bencana itu tidak menimbulkan korban. Saat panik itulah justru kitabisa jadi korban”. Terus Imam.

Tagana hadir dalam setiap fase bencana seperti fase prabencana, fase saat bencana atau keadaan darurat dan fase pasca bencana.

Sementara menurut Iwan, fungsi Tagana itu terbagi menjadi empat yakni, pengadaan tempat pengungsian sementara, pengadaan logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi, mendirikan dapur umum lapangan, dan pelayanan dukungan psiko sosial sehingga seluruh korban bencana tidak mengalami trauma atau sedih berkelanjutan. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.