Upaya Pelestarian Budaya & Sejarah, Museum Lampung Usung Isu Gender

oleh -3 Dilihat
museum lampung
Museum Lampung tampak depan. FOTO: andalastourism.com

Lampung – Museum Lampung Ruwa Jurai melakukan pelestarian budaya dan sejarah kepada masyarakat dengan cara mengusung isu kekinian.

“Salah satu isu kekinian yang bisa dikaitkan dengan benda-benda di museum adalah gender,” kata Kepala UPTD Museum Lampung Ruwa Jurai Budi Supriyanto dilansir dari Antara, Senin (27/9/2021).

Oleh karena itu, kata dia, di museum ini masih mempertahankan satu pameran tentang perempuan Lampung.

Budi Supriyanto mengatakan bahwa isu gender ini terkait dengan penjelasan-penjelasan kedudukan perempuan pada masa lalu seperti apa, berdasarkan informasi-informasi dari benda sejarah yang ada di museum tersebut.

Informasi-informasi yang disajikan di museum ini sudah tentu telah melewati penelitian. Akan tetapi, penyampainya dengan konsep kekinian.

Ia mengatakan bahwa pihaknya menginterprestasikan ulang benda-benda itu dengan informasi-informasi berdasarkan penelitian.

Dengan demikian, dia berharap penyampaian terkait kearifan lokal itu dapat memperkuat jati diri dan masyarakat lokal menjadi bangga dengan kebudayaan sendiri.

Selain melakukan pameran yang bertujuan untuk menyebarkan informasi demi melestarikan budaya lokal, pihaknya juga memiliki cara lain melalui program publik dengan melibatkan masyarakat agar menjadikan museum sebagai sumber informasi.

“Ada cara lain, seperti lomba cerdas cermat yang dilakukan di sini dan hal lainnya. Yang kami inginkan dari program-program seperti ini adalah bagaimana anak-anak muda dapat memahami sejarah dan kebudayaan bangsa,” kata Budi.

Selain itu, kata dia, pihaknya akan membuat program duta museum sebagai salah satu langkah agar dapat berkomunikasi dengan anak-anak muda.

“Ini masih rencana. Adapun tujuan diadakan duta museum ini menjadikan anak muda corong museum dalam pelestarian budaya,” katanya.

Upaya lain untuk menunjukkan eksistensi Museum Lampung dalam melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal, kata Budi, adalah dengan menyajikan kegiatan-kegiatan melalui kanal YouTube.

“Jadi, untuk tetap menyebarkan informasi dan hadir di tengah-tengah masyarakat kegiatan-kegiatan temporer kecil kami sajikan di YouTube, dan itu bisa diakses oleh publik,” katanya.

Setelah masyarakat datang dan memperoleh informasi dari Museum Lampung, menurut dia, mereka memiliki pengalaman dalam menelusuri cerita tentang eksistensi provinsi ini dalam sejarah bangsa. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.