Kelompok Tani Wanita di Lampung Manfaatkan Pekarangan Rumah Untuk Agribisnis

oleh -5 Dilihat
IMG 20210925 133312
KWT Lampung manfaatkan lahan sempit untuk agribisnis.

Lampung – Kelompok wanita tani (KWT) di Lampung memanfaatkan pekarangan rumah untuk mengembangkan kawasan taman hias aglonema memanfaatkan potensi agribisnis di daerahnya.

“Kelompok wanita tani (KWT) Sri Rejeki Kampung Adipuro, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah ini, tengah mengembangkan kawasan tanaman hias aglonema,” ujar salah seorang anggota KWT, Retno dilansir dari Antara, Minggu (26/9/2021).

Pengembangan kawasan aglonema dengan memanfaatkan pekarangan rumah tersebut merupakan salah satu pemanfaatan potensi agribisnis di daerahnya.

“Potensi agribisnis melalui tanaman hias di kampung Adipuro ini sangat bagus, tapi memang dulu warga penjualan hanya skala kecil, karena sekarang sudah dikembangkan dalam naungan KWT jadi aglonema ini bisa dijual sampai luar Lampung,” katanya.

Saat ini penjualan tanaman hias berupa aglonema dengan beragam jenis, dalam sebulan dapat mencapai Rp 2 juta hingga Rp 5 juta.

“Satu buah bibit aglonema dijual Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, jadi kadang ada yang beli dari Pulau Jawa langsung banyak untuk dijual lagi sebulan bisa mencapai Rp 2 juta sampai Rp 5 juta,” ucapnya.

Dengan konsep kawasan aglonema pengunjung selain dapat membeli tanaman hias, dapat juga berekreasi belajar budidaya tanaman hias.

“Di sini bisa berwisata, belajar budi daya sembari membeli tanaman hias, karena semua sudah ditata dengan rapi layaknya tempat wisata edukatif,” katanya.

Retno mengatakan saat ini ada sebanyak 50 orang warga yang ikut serta dalam keanggotaan KWT yang fokus membudidayakan tanaman hias aglonema sebagai pemanfaatan potensi agribisnis.

Sebelumnya berdasarkan data sistem perkarantinaan IQFAST Karantina Pertanian Lampung tercatat volume ekspor tanaman hias pada tahun 2021 meningkat cukup signifikan.

Sejak awal tahun hingga April 2021 tercatat volume ekspor tanaman hias ada sebanyak 245 batang dari tahun sebelumnya yang hanya 3 batang.

Sedangkan nilai ekspornya pun meningkat menjadi Rp 227,3 juta pada tahun 2021 dari sebelumnya yang hanya Rp 300 ribu.

Tanaman hias asal Lampung tersebut juga mulai memenuhi permintaan ekspor dari sejumlah negara yakni Amerika Serikat, Portugal, Singapura, Kanada, Belanda, Malaysia, Norwegia, Kuwait, dan Jerman. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.