Ribuan Kapal Asing Masuk Perairan Indonesia, Rizki: Kedaulatan Negara Harga Mati

oleh -3 Dilihat
DPR RI
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Rizki Aulia Rahman Natakusumah. FOTO: dpr.go.id

Jakarta – Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Rizki Aulia Rahman Natakusumah meminta pemerintah untuk tidak kompromi dengan penjagaan kedaulatan, baik di darat maupun perairan wilayah Indonesia.

Hal itu disampaikannya dalam menanggapi ribuan kapal Tiongkok dan Vietnam yang masuk ke teritori Indonesia, melalui Kepulauan Natuna bagian utara, hasil laporan dari Badan Keamanan Laut (Bakamla).

“Kita paham pemerintah mempunyai kondisi fiskal yang sangat sulit di era pandemi Covid-19 ini. Tapi, saya juga berharap pemerintah punya komitmen agar jangan sampai ada kompromi terkait dengan penjagaan kedaulatan di negara kita,” jelas Rizki, dilansir dari dpr.go.id, Jakarta, Kamis (16/9/2021).

Di sisi lain, jelas Rizki, saat ini DPR RI sedang membahas revisi Undang-Undang Landas Kontinen yang sudah masuk di tingkat panitia khusus (pansus).

Adanya UU terbaru ini akan memperluas wilayah perairan Indonesia, terutama di daerah yang memiliki keberlimpahan Sumber Daya Alam (SDA) hayati di dasar lautnya.

“Jadi concern kita di Komisi I, siapa yang akan jaga perairannya, siapa yang akan jaga hak berdaulatnya?” tanya Rizki.

Karena itu, Rizki meminta pemerintah agar meningkatkan kemampuan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI serta Bakamla untuk bisa mendeteksi adanya hal yang mengancam kedaulatan Indonesia.

“Bakamla dan TNI AL, deteksi seaglider saja belum mampu. Bahkan, berikan perlawanan jika ada negara tetangga kita yang masuk ke wilayah kita, ini belum mampu. Adanya revisi UU Landas Kontinen nanti, tentu perairan wilayah kita akan diperluas,” tegas politisi Fraksi Partai Demokrat itu.

Sebelumnya diketahui, menurut laporan dari Sekretaris Utama Bakamla RI Laksda S. Irawan, ribuan kapal yang berasal dari Tiongkok dan Vietnam tersebut tidak terdeteksi radar, hanya terlihat dengan pantauan mata (patroli).

Irawan menyebut Bakamla hanya memiliki 10 kapal. Selain itu, untuk kebutuhan pemantauan udara, Bakamla RI meminjam atau menyewa ke TNI AL. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.